MAI Gelar FGD Terkait Kebutuhan Air Bersih Desa Munjul Astanajapura, Cirebon

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Forumzakat – Anggota Forum Zakat, yakni Mandiri Amal Insani (MAI) Foundation mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dengan warga tentang Program Air Bersih Untuk Kehidupan di Desa Munjul Astanajapura, Cirebon, Jawa Barat. Agenda tersebut dihadiri oleh kurang lebih 30 orang yang terdiri tokoh masyarakat serta warga sekitar.

FGD tersebut dilakukan dalam rangka untuk memberikan edukasi serta musyawarah dengan warga sekitar Pondok Pesantren terkait program air bersih yang akan diadakan di Pondok Pesantren tersebut mulai dari edukasi, pembentukan panitia penanggung jawab program tersebut sampai dengan peresmian dan lain-lain.

Program air bersih ini dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan -+ 50 santri serta -+ 250 KK warga sekitar Pondok Pesantren. Kedalaman pengeboran  yang akan dilakukan kurang lebih sedalam 90 meter.

Pimpinan Pondok Pesantren An-Nur, yaitu KH. Farid Wajdi mengapresiasi dan bangga atas kontribusi MAI terhadap kebutuhan air bersih untuk para santri serta warga sekitar pesantren. “Air bersih merupakan kebutuhan yang sangat utama untuk kebutuhan sehari untuk dikonsumsi bahkan untuk beribadah seperti wudhu dan lainnya. Maka, mari saling berkoordinasi utk kearàh yg lebih produktif, masyarakat harus mengikuti pendampingan program berikutnya agar berdaya dan swadaya, terutama dalam hal perawatan program ini,” lanjutnya.

Dalam kesempatan yang sama, di sampaikan bahwa Program Air Bersih Untuk Kehidupan selama tahun 2019 sdh meresmikan 10 desa sasaran dengan nilai bantuan mencapai 1 milyar lebih. “Tahun ini InsyaAllah berkembang menjadi 15 desa sasaran ,” jelas R. Achmad Qodratu SQ (Manager DPNY).

Menurut beliau program ini terbukti mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Lebih lanjut titip supaya amanah dgn dijaga dan dirawat dengan baik agar keberlangsungannya berlanjut.

Bentuk pelaksanaan Program Air Bersih Utk Kehidupan adalah pengeboran Air bersih dan pembuatan bak penampungan air (toren)  yang mampu memenuhi kebutuhan sekitar 50 santri serta sekitar 250 kk di desa tersebut.

“Semoga hasilnya bisa dimanfaatkan secara optimal dan terus terpelihara oleh masyarakat,” pungkasnya. (*)