Forumzakat – Forum Zakat kembali menggelar ‘Ruang Tengah’ pada Kamis (07/03/2024) secara daring. Ruang Tengah merupakan FGD program Bidang III Forum Zakat dalam menanggapi isu nasional. Dengan tema Darurat Kenaikan Harga Pangan, kegiatan ini turut mengundang Yusuf Wibisono, Sigit Iko, Jodi Heru Iswanto, dan Zainal Abidin.
Kenaikan harga pangan mulai dirasakan menjelang akhir tahun 2023 hingga puncaknya pada bulan Februari 2024. Banyak faktor dari penyebab kenaikan harga pangan, mulai dari kondisi sosial politik Indonesia hingga keadaan krisis iklim yang tidak dapat dihindari akibat ulah tangan manusia sendiri.
Tidak dapat dimungkiri bahwa isu kenaikan harga pangan memberikan dampak buruk secara merata pada masyarakat menengah ke bawah. Seperti konsolidasi FOZWIL merespon kenaikan harga beras sebelumnya, dapat disimpulkan kenaikannya merata. Meskipun belum banyak demo kenaikan harga beras, hal tersebut tetap menjadi keluhan masyarakat.
Dalam kegiatan ‘Ruang Tengah’ ini, Yusuf Wibisono selaku Peneliti di IDEAS, memaparkan fakta krisis beras di Negeri Agraris. Menyoroti isu kenaikan harga pangan, bahan pangan utama masyarakat Indonesia, yakni beras, memang terus mengalami kenaikan sejak Agustus 2022 hingga Januari 2024.
Keadaan miris tersebut kemudian ditambah oleh realita impor beras sepanjang tahun 2023 yang menembus angka 3,06 juta ton. Sebuah rekor impor beras RI terbesar sepanjang lima tahun yang dianggap tidak menghargai petani lokal serta menyengsarakan masyarakat Indonesia kelas menengah ke bawah.
Pada pemaparannya, Yusuf Wibisono kembali mengajak para peserta yang hadir untuk sadar akan kondisi ekonomi di Indonesia. Bukan untuk unjuk rasa semata, tetapi juga menjadi bagian dari solusi seperti mendahulukan beli produk lokal serta terlibat dalam pemberdayaan potensi lokal.
Tidak sampai di situ, Ruang Tengah turut menghadirkan Zainal Abidin selaku Ketua Bidang III Forum Zakat yang juga Direktur Prodaya di Baitul Maal Hidayatullah. Beliau memaparkan terkait eksistensi lembaga zakat dalam merespon kenaikan harga pangan.
Bukan sebuah program baru bagi lembaga zakat, khususnya BMH dalam menghadirkan solusi berupa Program Lumbung Ketahanan Pangan Santri. Zainal Abidin memaparkan bahwa program ini menjadi upaya pemberdayaan pesantren masyarakat berbasis pertanian.
Dengan visi “petani berdaya, santri sejahtera”, program ini memiliki empat tahap antara lain, pemberian bibit dan pupuk, pendampingan dan peningkatan skill, penyerapan hasil panen, serta pembinaan dari aspek spiritualitasnya. Tahap program tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan beras santri yang tersebar di seluruh penjuru Nusantara.
Tak ketinggalan, Sigit Iko Sugondo selaku Associate Expert Forum Zakat juga memaparkan materi “Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan Berbasis Ziswaf”. Beliau fokus membahas seputar Kebijakan Perberasan Terintegrasi dan menyinggung soal tantangan beserta solusinya.
Salah satu solusinya yakni, ajakan gerakan merespon kenaikan bahan pangan dengan pemberdayaan tiga aspek; produsen, distributor, dan konsumen. Produsen berkaitan dengan menjamin petani tetap berproduksi, distributor berkaitan dengan kemudahan distribusi dan stok pasar, serta konsumen akses juga daya beli.
Dengan adanya program Ruang Tengah, semoga dapat menghadirkan kesadaran di masyarakat untuk dapat berperan memaksimalkan potensi lokal.