Maraknya Isu Pinjol, Potensi Zakat Buktikan Beri Kontribusi Pendidikan di Indonesia

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
beasiswa untuk semua

Maraknya pinjol atau pinjaman online kini sudah mulai menjamah ke lingkungan pendidikan. Belakangan ini, Tanah Air juga dihebohkan oleh kabar salah satu mahasiswa dari Kampus Negeri yang kesulitan membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT), sehingga ia diminta untuk melunasi UKT menggunakan pinjol.  

Meskipun nantinya mahasiswa tersebut dapat berkuliah kembali, justru ke depannya dia akan mengalami masalah baru berupa tagihan-tagihan cicilan dengan bunga yang tidak kecil. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pinjaman online untuk membayar UKT bukanlah sebuah solusi utuh.

Padahal dahulu jauh sebelum adanya pinjol, kehidupan ekonomi di masyarakat tergolong damai dan sejahtera. Seiring berkembangnya zaman, gaya hidup masyarakat berubah menjadi lebih tinggi yang menyebabkan turunnya sifat kesederhanaan dan memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Pinjaman online atau yang dapat disebut utang ini memang tidak selamanya buruk. Namun, ketika pinjol sudah menjadi kebiasaan dan gaya hidup, itulah menjadi masalah. Pasalnya, ujung dari pinjol yang umum terjadi di masyarakat adalah himpitan kejar-kejaran dengan depkolektor. Bukannya itu menjadi masalah baru?

Program Pendidikan Lembaga Filantropi Islam

Menyoal bayar UKT menggunakan pinjaman online, lembaga-lembaga zakat ataupun filantropi Islam sangat menyayangkan realita tersebut. Bukan tanpa alasan, dana zakat sendiri memang diperuntukkan bagi kaum fakir dan miskin. Terlebih saat ini, sudah banyak lembaga zakat yang memiliki program pendidikan dan pemberdayaan.

Program pendidikan lembaga zakat berupa beasiswa dapat menjadi solusi bagi masalah sulitnya membayar UKT. Bahkan sudah banyak lembaga zakat yang kini memiliki program beasiswa untuk para pelajar di setiap jenjang di seluruh Indonesia. Lebih solutif dibanding pinjaman online, bukan?

Mengenalkan sedikit tentang program pendidikan lembaga filantropi Islam. Umumnya lembaga-lembaga zakat memiliki belasan program pendidikan menarik berupa beasiswa tunai, sekolah, kuliah, pembiayaan buku belajar, dan masih banyak lainnya. Di samping mendapat beasiswa, para pelajar maupun mahasiswa biasanya mendapat kesempatan pembinaan karakter rutin.

Seperti ETOS ID yang merupakan program beasiswa Dompet Dhuafa. Sejak 2003 ETOS ID ini terus menebar kebermanfaatan lewat pendidikan hingga sekarang. Total penerima manfaat beasiswa ETOS ID sudah lebih dari 2500 mahasiswa yang tersebar di 24 kampus unggulan di Indonesia.

Itu baru satu contoh dari lembaga Dompet Dhuafa, masih banyak lembaga zakat seperti dari BAZNAS, Yatim Mandiri, Rumah Zakat, Zakat Sukses, dan lainnya menawarkan program beasiswa. Tenang, program beasiswa dari lembaga zakat tidak hanya diperuntukkan bagi anak-anak yatim, tetapi juga dari kalangan dhuafa yang berprestasi.

Mengatasi masalah kesulitan ekonomi tidak selalu harus dengan pinjaman online. Islam senantiasa mengajarkan kita untuk tolong menolong dalam kebaikan. Hadirnya lembaga zakat di tengah negara kita juga menjadi solusi dalam mengelola dana zakat. Mulai dari menghimpun, mengelola, hingga menyalurkan dana zakat dalam bentuk program.