Forum Zakat – Forum Zakat kembali menghadirkan Ruang Tengah dalam diskusi yang lebih menarik. Kali ini mengangkat tema Urun Rembuk Peta Jalan Zakat Nasional Menuju Indonesia Emas 2045 pada Selasa (14/05/2024) secara daring. Pada sesi satu diskusi Peta Jalan Zakat Nasional ini mengundang Prof. Amich, Deputi PMMK Bappenas RI dan Pak Sutan Emir, Direktur Infrastruktur Ekonomi Syariah KNEKS.
Seperti nama tema yang diangkat, urun rembuk ini banyak membahas transformasi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045 dengan sudut pandang agama menjadi modal pembangunan nasional. Prof. Amich yang lebih dulu memaparkan materinya dalam diskusi ini.
Beliau menuturkan bahwa visi besar Indonesia Emas 2045, yakni “Negara Nusantara Berdaulat, Maju dan Berkelanjutan” juga ditopang dengan bekal individunya yang memiliki keagamaan yang baik. Meskipun agama tidak secara eksplisit masuk ke Sustainable Development Goals, kualitas spiritual masyarakat mampu menyelesaikan masalah-masalah sosial.
“Peningkatan kualitas manusia dan sektor-sektor lain yang relevan termasuk juga budaya dan agama, itu menjadi perhatian yang sangat penting. Berkaitan dengan SDGs itu bagaimana cara kita memperkuat agama dalam konteks peran mengatasi krisis kemanusiaan global,” ujar Deputi Bidang PMMK Bappenas RI, Prof. Amich.
Mewujudkan Indonesia Emas 2045 menjadi upaya bersama dengan mendorong segala aspek kebutuhan di masyarakat. Salah satunya dalam hal peningkatan kualitas kehidupan beragama. Tidak dapat dimungkiri bahwa agama sebagai landasan spiritual dan moral, sumber nilai, basis etika, dan moralitas untuk membangun bangsa yang berkeadaban.
Prof. Amich juga menuturkan bahwa agama menjadi kekuatan pendorong dan energi penggerak dalam merealisasikan program pembangunan untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, para pemuka agama dan ormas keagamaan memiliki peran sentral dalam melaksanakan agenda pembangunan dengan tujuan membangun masyarakat yang bermartabat.
Namun, saat ini Indonesia masih terseok menghadapi tantangan kemiskinan dan ketimpangan ekonomi di masyarakat. Hingga saat ini angka kemiskinan dan ketimpangan masih tinggi meskipun sempat mengalami penurunan. Bappenas berharap, dengan kolaborasi dari berbagai unsur akan mampu mewujudkan zero poverty (nol kemiskinan) sebagai visi Indonesia Emas 2045.
Salah satunya, Bappenas RI menggagas cara melalui transformasi sosial serta ketahanan sosial budaya dan ekonomi. Zakat sebagai dana sosial keagamaan memiliki peran strategis sebagai instrumen alternatif dalam mewujudkan kesejahteraan di masyarakat.
Hal tersebut juga sejalan seperti yang disampaikan Pak Sutan Emir yang menuturkan kontribusi Ekonomi Islam dalam menunjang Indonesia Emas 2045. Sebagai negara dengan populasi Muslim yang tinggi, tingkat perkembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Indonesia mengalami kenaikan di tahun 2023.
Bahkan jika bicara EKS atau Ekonomi dan Keuangan Syariah di tingkat global, Indonesia meraih peringkat ketiga pada laporan SGIE 2023, yakni State of Global Islamic Economics. Laporan ini mencakup makanan halal, busana muslim terkini, media, keuangan syariah, kosmetik, dan travel bersahabat bagi muslim.
Upaya pembangunan ekonomi syariah dilakukan melalui pendekatan ekosistem secara menyeluruh dan terintegrasi lintas sektor. Mulai dari mustahik, usaha ultra mikro, usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah, hingga korporasi.
“Dalam piramida ini ada mustahik yang perlu diberdayakan sehingga mereka tidak selalu menjadi mustahik, tapi juga bisa menjadi pelaku usaha khususnya usaha ultra mikro yang tetap dibantu. Kemudian ketika sudah kuat, maka tidak 100% dibantu lagi dengan dana sosial. Tetapi juga dengan dibantu dengan blended finance. Ada dana sosial juga komersial,” tutur Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah KNEKS, Sutan Emir Hidayat.
Pada intinya, terwujudnya Indonesia Emas 2045 menjadi upaya bersama. Dengan begitu, setiap unsur seyogyanya dapat mengoptimalkan perannya untuk kemajuan serta kesejahteraan di masyarakat. Gerakan Zakat Nasional ini juga semoga mampu memberikan energi dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.