Forum Zakat – Pembangunan berkelanjutan di Indonesia melibatkan peran aktif bukan hanya dari pemerintah, tetapi juga lembaga non-pemerintah. Dalam upaya memberikan penghargaan atas kontribusi dari organisasi-organisasi swasta, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia mempersembahkan Indonesia’s SDGs Action Awards 2024.
Lembaga Amil Zakat (LAZ) Yayasan Semai Sinergi Umat, yang lebih dikenal sebagai Sinergi Foundation, telah berhasil memasuki nominasi dalam penghargaan ini. Dengan program unggulan mereka, Fish Bank Indonesia, Sinergi Foundation meraih juara kedua di kategori filantropi.
Fish Bank Indonesia merupakan program inovatif yang bertujuan untuk menciptakan ekosistem buatan yang memberikan solusi nyata dalam pengadaan rumah biota bawah laut. Program ini telah beroperasi selama lima tahun di Pantai Bomo dan Pantai Badean, Kabupaten Banyuwangi. “Alhamdulillah, melalui program Fish Bank, kami berhasil meraih juara kedua dalam penghargaan di kategori filantropi,” ujar Direktur Fish Bank Indonesia, Yuyu Wahyudin, kepada awak media pada Senin (07/10/2024).
Yuyu menekankan bahwa keikutsertaan Sinergi Foundation dalam kompetisi ini merupakan bagian dari kontribusi nyata program Fish Bank Indonesia dalam mengatasi isu kemiskinan dan konservasi ekosistem laut. “Ini inisiatif dari kami untuk mengikuti kompetisi SDGs Action Awards 2024 kategori Lembaga Filantropi. Kami selama ini konsisten berkontribusi dalam proses pembangunan berkelanjutan pada SDGs poin 1 dan 14,” jelasnya.
Sebelum dinobatkan sebagai juara kedua, program ini melalui beberapa tahapan seleksi. Proses tersebut mencakup verifikasi oleh PIC, pengisian borang/dashboard komitmen, pengisian borang Best Praktis, dan penilaian berkas. Setelah lolos verifikasi, berkas masuk ke tahap penjurian dan selanjutnya ke final wawancara. “Wawancara sebagai tahapan terakhir dari rangkaian penilaian memiliki syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi agar bisa lolos,” kata Yuyu.
Ada beberapa faktor yang membuat program Fish Bank Indonesia berhasil meraih posisi kedua. Salah satunya adalah portofolio yang meyakinkan. Saat ini, di Pantai Bomo dan Pantai Badean, pihaknya telah menciptakan sebanyak 250 modul fish bank. “Kami juga memiliki program Konservasi Bakau di Teluk Pang-pang dan Kili-kili Banyuwangi, di mana kami berhasil menanam lebih dari 100 ribu bibit bakau di lahan seluas 1.000 hektare,” tambahnya.
Fish Bank Indonesia tidak hanya berfokus pada konservasi lingkungan, tetapi juga berupaya memberdayakan masyarakat sekitar. Sinergi Foundation kini telah memiliki lebih dari 150 nelayan binaan yang tergabung dalam kelompok nelayan. “Dengan penghargaan ini, kami semakin bersemangat untuk menyebarluaskan program Fish Bank Indonesia,” ucap Yuyu.
Ia juga menyoroti potensi kelautan Indonesia yang sangat besar, meskipun kemiskinan di wilayah pesisir masih tinggi. “Ini menjadi sebuah ironi. Melalui Fish Bank Indonesia, kami hadir untuk menjadi solusi atas permasalahan ini dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan sektor maritim,” katanya.
Yuyu menegaskan bahwa mereka tidak hanya akan berfokus di Jawa Timur, tetapi juga berencana merambah ke pantai-pantai lain di seluruh Indonesia. “Insya Allah, kami akan terus berupaya untuk menyebarkan dampak positif dari Fish Bank Indonesia ke lebih banyak wilayah,” tutupnya.
Dengan prestasi ini, Sinergi Foundation membuktikan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat pesisir Indonesia. Keberhasilan Fish Bank Indonesia dalam meraih penghargaan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.