Kisah Penghormatan Rasulullah SAW kepada Mulianya Tangan Pencari Nafkah

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
pencari nafkah yang mulia

Forum Zakat – Dalam ajaran Islam, setiap pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang baik dan halal adalah mulia di sisi Allah SWT. Tidak ada pekerjaan yang hina, asalkan dilakukan dengan kejujuran, tanggung jawab, dan niat untuk memperoleh rizki yang berkah. 

Bahkan, Rasulullah SAW memberikan penghormatan yang luar biasa kepada mereka yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang halal. Salah satu bentuk penghormatan tersebut adalah ketika Baginda Nabi mencium tiga tangan yang melambangkan perjuangan keras untuk menafkahi keluarga.

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa sebaik-baik makanan adalah yang diperoleh dari keringat dan usaha sendiri. Prinsip ini menunjukkan betapa mulianya pekerjaan apapun yang dilakukan dengan usaha dan ketulusan hati. 

Baginda Nabi memberikan contoh penghormatan kepada para pencari nafkah, dan tiga tangan yang dicium oleh Rasulullah SAW menjadi simbol dari nilai mulia yang terkandung dalam pekerjaan yang dilakukan dengan jujur dan halal. Berikut ini adalah kisah dari tiga tangan yang dicium oleh Rasulullah SAW.

1. Sa’ad bin Muadz

Suatu ketika, Rasulullah SAW bertemu dengan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari dan bersalaman dengannya. Saat itu Rasulullah merasakan telapak tangan Sa’ad yang kasar dan kering, lalu beliau bertanya penyebabnya. Sa’ad menjawab, “Saya bekerja membajak tanah untuk keluarga, ya Rasulullah.”

Mendengar jawaban tersebut, Rasulullah SAW mencium tangan Sa’ad bin Mu’adz dan berkata, “Inilah tangan yang tidak akan terkena api neraka.” Sa’ad bin Mu’adz, meski tidak seterkenal sahabat lainnya seperti Abdurrahman bin ‘Auf atau Salman Al-Farisi, dikenang karena tangannya yang kasar yang dicium oleh Rasulullah. 

Sa’ad memeluk Islam pada tahun 622 M (1 Hijriyah) saat Rasulullah tiba di Madinah. Beliau wafat di usia 37 tahun akibat luka parah yang diterimanya dalam Perang Khandaq pada tahun 5 Hijriyah, dan beliau meninggal di pangkuan Nabi. Dalam riwayat hadis Al-Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa kematian Sa’ad membuat ‘Arsy Allah bergetar.

2. Muadz bin Jabal

Sahabat kedua yang tangannya dicium oleh Rasulullah adalah Mu’adz bin Jabal. Saat bersalaman, Rasulullah merasakan tangan Mu’adz yang kasar dan tebal. Rasulullah bertanya, dan Mu’adz menjelaskan bahwa tangan itu kasar karena ia menggunakannya untuk bekerja keras demi nafkah hidup. 

Rasulullah kemudian mencium tangan Mu’adz dan bersabda, “Kedua tangan ini tidak akan tersentuh api neraka!” Mu’adz bin Jabal adalah sahabat dari kaum Anshar yang berbai’at kepada Rasulullah sejak awal. Selain sebagai pekerja keras, Mu’adz juga dikenal sebagai seorang cendekiawan yang ahli dalam fiqih dan sangat paham tentang yang halal dan haram.

3. Fatimah Azzahra

Sayyidah Fatimah az-Zahra, putri tercinta Rasulullah SAW juga memiliki tangan yang kasar dan keras. Dengan penuh kasih sayang, Rasulullah mencium tangan putrinya tersebut. 

Tangan Fatimah yang kasar berasal dari kerja kerasnya di rumah, seperti menggiling gandum dan menyiapkan makanan untuk kedua putranya serta suaminya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Meskipun tangannya melepuh akibat pekerjaan rumah tangga, Fatimah tidak pernah mengeluh. Rasulullah SAW sangat menghargai kerja keras putrinya dalam memenuhi kebutuhan keluarganya.

Kisah penghormatan Rasulullah SAW kepada tiga tangan yang melambangkan perjuangan untuk menafkahi keluarga ini memberikan pelajaran penting bagi umat Islam. Setiap pekerjaan, selama dilakukan dengan niat yang baik dan sesuai dengan ajaran Islam, memiliki nilai yang mulia di sisi Allah SWT. Tidak ada pekerjaan yang hina, baik itu seorang pedagang, ulama, atau ibu rumah tangga, selama pekerjaan tersebut halal dan dilakukan dengan penuh keikhlasan.

Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati para pencari nafkah yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka dengan cara yang halal. Penghormatan ini menjadi pengingat bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan ketulusan dan kejujuran akan dihargai dan diberkahi oleh Allah. 

Semoga kita semua dapat mengambil inspirasi dari kisah-kisah mulia ini dan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga dan masyarakat dengan cara yang halal dan berkah.