JAKARTA—Untuk meningkatkan kemajuan sektor mikro di Indonesia, anak usaha Bank Muamalat yaitu Baitul Maal Muamalat (BMM) menggandeng Asosiasi Baitul Mall wat Tamwil (BMT) Seluruh Indonesia (ABSINDO)
Direktur Kepatuhan dan Managemen Risiko Bank Muamalat, Andi Buchori mengatakan, kerja sama BMM dengan ABSINDO rencananya akan terikat dalam jangka waktu 2 tahun. Dia menjelaskan pihaknya berupaya untuk mendukung ABSINDO yang membawahi BMT “Sehingga dapat memberikan layanan yang baik pada masyarakat,” ujar Andi di Jakarta, Selasa (25/2), kepada neraca.co.id.
Andi menjelaskan, dengan perjanjian kerja sama ini, BMM bermaksud menginisiasi pembentukan APEX Mikro Muamalat kepada BMT penerima program pemberdayaan BMM dengan kegiatan pendampingan, penempatan dana program, pengelolaan dana secara bersama dan penjualan produk sebagai instrumen pemberdayaan usaha mikro. Menurut dia, APEX Mikro Muamalat akan menjadi garda depan financial inclusion melalui jaringan BMT.
“Kerja sama ini guna pengenalan produk Bank Muamalat melalui jaringan BMT, yakni Payment Point Online Bank (PPOB) yang merupakan suatu sistem perbankan sebagai collecting agent atau loker pembayaran tagihan listrik, telepon, TV kabel, dan operator selular melalui perluasan jaringan loket dengan sistem deposit yang real time online tanpa perlu melakukan konfirmasi secara manual,” tambah Andi.
Andi menambahkan, bentuk kerja sama lainnya yakni pemanfaatan dana CSR untuk pengembangan jaringan koperasi syariah yang berinduk ke APEX Mikro Muamalat. Di samping itu, kerja sama ini merupakan upaya Bank Muamalat dalam mengembangkan branchless banking sesuai dengan arahan regulator.
“Kami tidak hanya berorientasi pada keuntungan, namun kami turut berupaya memberi kontribusi terhadap masyarakat dengan mendorong kegiatan CSR. Ini tidak hanya merupakan bentuk tanggung jawab sosial, namun CSR juga turut menjadi bagian dari praktik tata kelola perusahaan yang baik,” jelas dia.
Andi menjelaskan, dari BMM, Bank Muamalat kini telah menyalurkan dana CSR sepanjang 2013 sebesar Rp19,4 miliar. “Ini terdiri dari zakat perusahaan tahun buku 2012, zakat karyawan, dan zakat bagi hasil tabungan serta deposito,” jelas dia.
Dia mengungkapkan angka tersebut belum termasuk dana non halal Bank Muamalat yang kemudian disalurkan ke rekening BMM. Lebih lanjut Andi menjelaskan, pendapatan non halal Bank Muamalat berupa denda sebesar Rp1,4 miliar yang berasal dari keterlambatan pembayaran debitur yang disengaja.
Sedangkan penghimpunan dana BMM sepanjang 2013 sebesar Rp 40,6 miliar yang diperoleh dari dana CSR Bank Muamalat, Islamic Development Bank (IDB), zakat, infaq, wakaf dan kemanusiaan. “Penyaluran dana BMM tahun 2013 sebesar Rp32,8 miliar yang disalurkan ke dalam program ekonomi, pendidikan dan sosial,” tutup Andi.[]