MOJOKERTO—Sejak akhir 2012, Coca Cola Foundation Indonesia (CCFI) melakukan pembangunan sumur resapan untuk meningkatkan debit air pada mata air di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Program ini diberi nama “Lumbung Air”, yang terlaksana berkat kolaborasi CCFI dengan Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene (IUWASH) yang berada di bawah USAID Indonesia, serta Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman (YLHS).
Melalui program tersebut diestimasikan sekira 392 juta liter air bisa dikembalikan ke tanah setiap tahun, melalui 900 sumur resapan yang dibangun tersebar di sekitar wilayah Pacet, Mojokerto. Daerah itu berfungsi sebagai daerah resapan air untuk wilayah Mojokerto, Sidoarjo, hingga sebagian Surabaya.
Pada tahap pertama pembangunan sumur resapan, dimulai sejak akhir 2012 sampai awal 2014, telah selesai dibangun sebanyak 650 sumur di Desa Claket, Padusan, dan Pacet, yang semuanya ada di Pacet, Mojokerto. Kemudian, pada 2014 sedang dibangun sebanyak 250 sumur di Desa Wiyu, Pacet, dan Desa Sumberjati, Jatirejo.
“Dengan ini diharapkan sekira 2.600 rumah di wilayah program bisa mendapat manfaat berupa perbaikan ketersediaan air tanah dan pengendalian banjir,” kata Titie Sadarini, Ketua Pelaksana Coca Coca Foundation Indonesia (CCFI).
Program yang berhubungan dengan air sudah menjadi fokus Coca Cola secara global, tidak hanya di Indonesia. Sejak 2005, Coca Cola telah terlibat di lebih dari 320 community water partnership di 86 negara. Di Indonesia, sejak 2006, investasi terhadap total program air oleh CCFI sudah mencapai US$2 juta, yang meliputi 12 program dari Sumatera Utara hingga Nusa Tenggara Timur. Namun, Titie mengakui bahwa CCFI tidak pernah mematok berapa dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan satu program corporate social responsibility (CSR)-nya.
Coca Cola memandang bahwa konservasi air adalah prinsip fundamental yang harus dilaksanakan di setiap negara tempatnya berproduksi. Karena sebagai produsen minuman, tentu saja penggunaan air oleh perusahaan ini sangat banyak. Jadi mereka, melalui Coca Cola Foundation-nya memiliki dua program yang berkaitan dengan air.
Pertama yakni program Big Drop, yang bentuknya konservasi, seperti yang dilakukan di Mojokerto ini. Kedua adalah program Small Drop, yang lebih fokus kepada akses air bersih, masalah kesehatan (higienis dan sanitasi) untuk masyarakat di sekitar pabriknya beroperasi.[]