CENGKARENG–Pagi ini, Senin (2/10), relawan yang akan mengantarkan bantuan untuk pengungsi Rohingya di Coxs Bazar, Bangladesh diberangkatkan. Donasi yang dikumpulkan oleh lembaga amil zakat anggota Forum Zakat (FOZ) dibawa oleh Amin Sudarsono.
Lembaga yang menitipkan adalah Lazis PLN, LAZ BSM Ummat, Rumah Amal Salman, Lazis Jateng, LAZ Al Azhar, LAZ Harfa Banten, Baitul Maal Hidayatullah, YDSF, Yatim Mandiri dan Portal Infaq.
“Bantuan akan dibelanjakan sesuai dengan hasil asesmen lapangan nanti. Kabar terakhir adalah untuk medis dan logistik,” kata Amin.
Sinergi anggota FOZ sampai pekan ini telah mengumpulkan Rp 2 miliar. Jumlah ini diperkirakan terus bertambah. Penggalangan dana dari masyarakat terus dilakukan.
Rencananya, pagi ini pukul 06.00 melakukan penerbangan ke Dhaka via Kuala Lumpur. Setelah sampai di Dhaka akan dilakukan koordinasi dengan tim yang telah berangkat sebelumnya. Dilanjutkan perjalanan ke Coxs Bazar menggunakan pesawat terbang. Bantuan akan didistribusikan di pengungsian Rohingya di Coxs Bazar.
Belanja bahan medis dan logistik dilakukan di Coxs Bazar bekerjasama dengan mitra lokal, lembaga sosial yang bergerak di sana. “Fokus utama adalah makanan untuk pengungsi, setelah itu kami akan mencoba menjajagi pendirian shelter. Bila memungkinkan, dengan dana yang ada di kita, akan kita cari tanah yang dijual, lalu kita beli dan membuat semacam desa mini. Pemukiman dengan tanah yang dikelola lembaga lokal,” ujar Amin, yang juga Kepala Sekretariat FOZ.
Misi tahap ini akan berlangsung lima belas hari. Amin berharap mendapatkan data komprehensif dan laporan situasi yang valid atas daerah pengungsi. Agar bantuan yang diberikan dalam gabungan Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) ini efektif dan berdaya pengaruh luas.
“Kami bergabung dalam IHA. Menyinergikan seluruh potensi bantuan rakyat Indonesia untuk kaum Rohingya.”
Penganten Baru
Amin berangkat bersama Tim Relief Rumah Zakat. Hendrik Andika, salah satu relawan RZ yang ikut rombongan berangkat. Dika, ternyata baru menikah 3 September 2017 lalu. Belum benar satu bulan, dan dia harus meninggalkan istri tercinta ke negeri Bangla.
“Kami ini sama-sama relawan. Jadi sudah paham tugasnya. InsyaAllah,” ujar Dhika.
Istri Dhika juga adalah relawan Rumah Zakat di Semarang. Tidak ada beban berat, karena bekerja dan berganti untuk ummat. Bismillah.[]