Forumzakat – Kolaborasi penyusunan Peta Jalan Gerakan Zakat menuju Indonesia Emas 2045 kembali dibahas dalam Focus Group Discussion bersama empat narasumber. Agenda tersebut dilaksanakan pada Rabu (07/02/2024) di Ruang Prof. Oemar Seno Adji FH UI dan zoom meeting secara hybrid dan berlangsung dari pukul 13.00 WIB hingga 16.30 WIB.
Direktur Eksekutif Forum Zakat, Agus Budiyanto, yang menjadi moderator pada siang itu membuka dengan pemantik bahasan dari buku Cetak Biru pengembangan Zakat Indonesia 2011-2025. Pembukaan kemudian dilanjut dengan pandangan para narasumber dan peserta yang hadir.
Memang pada FGD tersebut memiliki tiga agenda utama, yakni mengulas catatan historis dan strategi yang berkaitan dengan pengembangan gerakan zakat Indonesia, memperoleh catatan refleksi dan pembelajaran dari pengelolaan zakat yang sudah berjalan hingga saat ini, dan memperoleh komitmen bersama untuk kolaborasi penyusunan peta jalan gerakan zakat nasional menuju Indonesia Emas 20245.
Bambang Suherman selaku Ketua Umum Forum Zakat menyampaikan urgensi peta jalan atau roadmap Gerakan Zakat Indonesia menjadi agenda utama dalam menyongsong Musyawarah Nasional Forum Zakat. Khususnya dalam keberlanjutan yang dapat ditawarkan kepada stakeholder zakat di Indonesia berdasarkan pengalaman OPZ yang dapat memperkaya substansi.
“Harapannya pengalaman setiap OPZ (Organisasi Pengelola Zakat) bisa digunakan sebagai konten untuk memperkaya substansi diskusi peta jalan zakat ini. Sekaligus mempertemukan jalan tengah antara kekakuan regulasi dengan realitas struktural,” jelas Bambang Suherman.
Sama halnya dengan Bambang Suherman. Rini Suprihartanti, Wakil Ketua Umum FOZ, menyampaikan pengantar histori Penyusunan Cetak Biru Pengembangan Zakat Indonesia 2011-2025. Beliau memaparkan bahwa pengembangan arsitektur zakat idealnya dapat digagas oleh pelaku zakat, terutama BAZNAS dan LAZ yang berhimpun di asosiasi bernama Forum Zakat.
Catatan Historis Sejarah Perkembangan Zakat Indonesia 2011-2025
Setelah sesi pengantar selesai, FGD kemudian dilanjut dengan sesi penyampaian catatan penyusunan buku Cetak Biru Pengembangan Zakat Indonesia 2011-2025 oleh Nana Mintarti selaku Associate Expert Forum Zakat. Nana Mintarti inilah pelaku sejarah yang turut menulis gagasan dalam buku Cetak Biru Pengembangan Zakat Indonesia 2011-2025 tersebut.
Ia menyampaikan beberapa penjabaran terkait sejarah dan latar belakang zakat, substansi buku Cetak Biru Pengembangan Zakat Indonesia 2011-2025, implementasi zakat yang sudah berjalan, dan beberapa rekomendasi perbaikan penyusunan peta jalan zakat nasional menuju Indonesia Emas 2045.
Sebaliknya, Yusuf Wibisono selaku Direktur IDEAS, yang juga seorang pelaku sejarah menulis buku Cetak Biru tersebut, menyampaikan fakta dan data kondisi saat ini yang masih jauh dari cita-cita Indonesia Emas. Beliau mengungkapkan realitas tingkat Pendapatan Nasional Bruto Indonesia menurun dan relatif rentan dengan krisis yang dihadapi.
Yusuf Wibisono menegaskan bahwa peru adanya penyelesaian terhadap masalah yang mendasar. Seperti tata kelola industri yang tujuan pembangunannya harus dapat menguatkan kepercayaan publik, salah satunya lewat dukungan teguhnya visi lembaga zakat. Bukan sebaliknya, sehingga masalah-masalah yang sedang diupayakan solusinya, tidak didukung oleh publik.
“Meneguhkan visi lembaga zakat untuk penanggulangan kemiskinan harus diupayakan. Tujuannya, agar besarnya lembaga zakat tidak melupakan tujuan utamanya, yakni menanggulangi kemiskinan. Serta lebih baik memakai sebutan satu nama agar tidak kontraproduktif dan potensi besar bisa terkelola dengan baik. Harapannya Filantropi Islam akan makin kuat dan menguatkan kolaborasi,” tuturnya.
Penyampaian catatan historis sejarah perkembangan zakat juga disampaikan oleh Prof Amel selaku Guru Besar Ilmu Sejarah Islam Indonesia UIN Syarif Hidayatullah. Ia menjabarkan terkait transformasi yang masif dan dinamis dalam perkembangan zakat sejak 2011, pendorong transformasi zakat yang masif dan dinamis, serta prinsip dan common ground sebagai pertimbangan.
Diskusi Kolaborasi Penyusunan Roadmap Zakat Nasional Menuju Indonesia Emas 2045
Setelah para narasumber selesai memberikan catatan historis sejarah perkembangan zakat Indonesia 2011-2025, para peserta undangan dari Dompet Dhuafa Republika, LAZISMU, IZI, LAZNAS Al-Azhar, dan Poroz ikut berdiskusi menyampaikan catatan pandangannya.
Umumnya, banyak dari peserta undangan yang setuju bahwa lembaga zakat harus punya cita-cita bersama, kemudian menegaskan langkah penguatannya yang ada di masyarakat yang tentunya memiliki standarisasi yang jelas. Ditambah dalam diskusi, Wildhan selaku Direktur Utama IZI menyarankan agar penyusunan peta jalan ini melibatkan wakaf agar lebih komprehensif.
Diskusi tersebut ditanggapi oleh kedua Pengurus Harian Forum Zakat. Citra Widuri selaku Ketua Bidang 4 FOZ intinya menanggapi bahwa mustahiq dan muzakki menjadi dua entitas yang harus diperhatikan lebih, serta amil sebagai operator yang mengelola dua entitas tersebut. Hal penting juga perlu memperhatikan perspektif regulator dan koordinator.
Ketua Umum FOZ, Bambang Suherman, menutup FGD pada sore itu dengan menjabarkan, positioning regulasi saat ini, pengelola zakat memperhatikan proses transmisi antar generasi, meletakkan instrumen kerja di depan skema pembangunan proyeksi ke depan, tegas menjalankan fungsi pokok ZIS dalam skema perubahan, dan memperhatikan agenda pengembangan zakat dapat menghasilkan produk dan layanan pemberdayaan untuk kemandirian ekonomi.