Gerakan Zakat dan Urusan Umat

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Cara Pemerintah Gunakan Dana Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan Kurang Bagus

Penulis: @Nana Sudiana (Direktur Pendayagunaan IZI & Ketua Bidang Jaringan & Keanggotaan FOZ)

 

“Perumpamaan orang yang beriman dalam cinta dan kasih sayang sesama mereka adalah bagaikan satu tubuh yang bila salah satu anggota tubuh mengeluh sakit maka seluruh anggota tubuh yang lain tidak dapat tidur dan selalu merasa panas” (HR. Muslim)

Ibarat ikan dan air, maka begitulah adanya gerakan zakat dan urusan umat. Ia tak bisa dipisahkan dengan alasan apapun. Gerakan zakat lahir dari umat, ia akan menjadi benteng dari segala macam urusan umat. Memisahkannya sama dengan mengambil nyawa gerakan zakat. Makanya apapun urusan umat, gerakan zakat akan tampil menjadi bagiannya, terlihat atau tidak terlihat di depan umat.

Gerakan zakat adalah juga nafas perubahan umat, didalamnya tumbuh bukan hanya kepercayaan namun juga keyakinan akan masa depan umat. Di dunia zakat sebagian urusan umat akan menjadi tanggungjawabnya hingga ia dituntaskan. Dengan kekuatan gerakan zakat pula sejumlah solusi atas umat diurai perlahan-lahan.

Gerakan zakat merupakan kumpulan organisasi pengelola zakat yang bukan hanya bergerak mengatasi masalah mustahik, namun saat yang sama ia juga sarana pembuktian kepedulian terhadap saudara Muslim lainnya. Gerakan zakat bagaimanapun kondisinya senantiasa berusaha memberikan layanan terbaik bagi mereka yang membutuhkan.

Ketika nafas gerakan ini menjadi kultur bersama, dan banyak orang melaksanakan zakat, infak dan sedekah dalam kehidupan mereka, maka dengan demikian akan mudah tercipta kerukunan sesama umat Islam yang dibingkai semangat kuatnya persaudaraan. Spirit saling memaafkan, dan menghargai satu sama lain akan mudah tercipta. Hubungan satu sama lain pun akan lebih mudah terjalin dengan penuh rasa saling menolong. Keegoisan dan kesombongan akan sirna seiring kuatnya rasa ukhuwah diantara sesama.

Ujian Kepedulian
Sebagaimana kita tahu, persoalan umat Islam makin hari makin dinamis. Baik menimpa umat Islam yang ada di dalam negeri maupun mereka yang berada di negeri-negeri lainnya di dunia. Sebut saja beberapa seperti Pelestina, Suriah, hingga yang terakhir adalah Rohingya. Sebagian negeri tadi mungkin kita tak tahu detail dimana letaknya dan bagaimana keadaannya. Namun begitu di sebut ada umat Islam di sana dan apalagi dalam kondisi membutuhkan bantuan, maka seberapapun jauhnya jarak yang memisahkan kita dengan mereka seolah tak berarti. Hati ini begitu terasa dekat dan seakan tanpa sekat apapun.

Islam ibarat satu tubuh, yang satu sakit maka bagian lain akan pula merasakan sakitnya. Dan gerakan zakat berperan kuat dalam menggalang bantuan agar kesakitan umat Islam dimanapun bisa dibantu dan ditolong. Entah negeri mereka berbeda, bahasa, warna kulit atau sukunya tak sama, kalau sudah umat Islam, maka perasaan sebagai satu tubuh ini tak bisa lagi dibendung dengan apapun. Wajar saja jika hal ini terjadi, karena begitulah Islam mengajarkan.

Kemiskinan di Indonesia memang masih ada, jumlahnya juga masih signifikan. Dalam catatan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2017 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,77 juta orang (10,64 persen dari jumlah total penduduk). Namun kondisi demikian tak menghalangi kita juga tetap peduli dan berempati dengan umat Islam di negeri lainnya yang ada di dunia.

Keberadaan umat Islam di luar Indonesia mungkin cukup jauh letaknya dari negeri kita. Tetapi, adalah kewajiban umat Islam Indonesia juga untuk turut serta membantu saudara seiman kita yang sedang mengalami kesulitan dan penderitaan. Sebagaimana Islam mengajarkan, sesungguhnya umat Islam satu dengan umat Islam lainnya ibarat satu tubuh atau satu bangunan, kata Nabi. Sudah semestinya saling membantu dan saling melindungi. Karena setiap Muslim hakikatnya adalah bersuadara. Hal ini sebagaimana dinyatakan Allah SWT :

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara”(QS. Al Hujurat [49]: 10).

Karena bersudara ini akan saling mendekatkan, tentu juga akan menumbuhkan rasa kasih sayang sesama manusia. Dan oleh karena itu Allah SWT sangat suka kepada Muslim yang mau membina persahabatan, persaudaraan dan persatuan layaknya bangunan yang kokoh, lebih-lebih dalam upaya tolong menolong sesama muslim.

Dalam sebuah hadits, disebutkan di sana bagaimana dampak dari saling tolong menolong ini. Rasul bersabda :

“Allah akan terus menolong seorang hamba selama hamba itu senantiasa menolong saudaranya”(HR. Bukhari).

Rasulullah mengecam umat Islam yang tidak peduli nasib saudara seiman.

“Barangsiapa yang tidak peduli urusan kaum Muslimin, Maka Dia bukan golonganku” (Al-Hadits).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, orang bertakwa adalah orang yang tidak hanya memikirkan diri sendiri. Tetapi orang yang disibukkkan oleh perkara-perkara yang membuatnya tunduk dan taat kepada Allah Ta’ala, berinfak di jalan-Nya dan juga berbuat baik dengan segala macam kebajikan, kepada kerabat maupun kepada saudara seiman lainnya.

Dengan penjelasan semua tadi, jangan heran bila demikian gegap gempitanya umat Islam Indonesia ketika bersikap atas ketidakadilan yang diterima Umat Islam di belahan dunia lainnya. Dan atas semangat perhatian dan kepedulian umat Islam Indonesia, maka gerakan zakatpun bergerak memfasilitasi kepedulian ini dengan bersiap mengumpulkan potensi umat ini dan mengelola sejumlah amanah kepedulian mereka dalam lingkup zakat, infak dan sedekah.

Lembaga-lembaga zakat kemudian berkoordinasi dengan berbagai pihak demi tertunaikannya amanah dari sejumlah muzakinya. Mereka berkoordinasi dengan pemerintah, sejumlah NGO lokal di sejumlah tempat, juga dengan sejumlah pihak yang bisa membantu kemudahan distribusi bantuan dana dan berbagai bantuan yang akan disalurkan.

Sekali lagi, berbagai manuver dan aksi sejumlah lembaga pengelola zakat bukan aksi gagah-gagahan atau sekedar mengejar popularitas. Mereka berkejaran dengan waktu agar semakin banyak suaudara sesama muslim yang bisa tertolong dan mendapatkan solusi atas permasalahannya. Aksi-aksi kemanusiaan ini pula tak sekedar menunjukan bukti kepedulian dari warga Muslim di tanah air, tapi juga merupakan wujud rasa cinta dari nurani terdalam sesama manusia.

Wallahu’alam bishowwab.