Langit pagi bermuram durja, deras hujan seolah air mata, seiring dengan tersiarnya berita duka ke seantero negeri. Seorang ulama, aktivis, politisi serta tokoh Hak Asasi Manusia, KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah dikabarkan berpulang pada Ahad, (2/2/2020) pukul 20.55 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.
Menurut sang putra Irfan Asy’ari Sudirman Wahid, dua minggu lalu, Gus Sholah mengeluh adanya ritme jantung yang tak beraturan. “Ada masalah di jantung, ada cairan di selaput jantung dan dioperasi pada Jumat minggu lalu,” kata Ipang Wahid, sapaan akrabnya.
Dalam operasi tersebut dilakukan ablasi. Ablasi merupakan semacam kateter untuk mengisolasi elektromagnetik liar di jantungnya. Ia menuturkan ayahnya mengalami komplikasi dan berdampak ke organ lainnya seperti ginjal dan paru-paru. Meski operasi berjalan sukses dan Gus Sholah sempat diperbolehkan pulang, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng itu kembali mengalami sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Takdir berkata, Gus Sholah harus menghadap Ilahi di usia ke-77 tahun.
Setelah ditetapkan waktu kematiannya, Gus Sholah langsung dimandikan di RS Harapan Kita. Setelah itu, Gus Sholah dibawa ke rumah duka di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Wakil Presiden Ma’ruf Amin memimpin jalannya salat jenazah Gus Sholah. Usai mengimami salat jenazah, Ma’ruf Amin juga menyampaikan beberapa pesan untuk keluarga yang ditinggalkan.
“Keluarga ikhlas, karena beliau sudah cukup meninggalkan peninggalan yang baik, tentang pendidikan keumatan, dan karena itu mohon sabar dan diterima di sisi Allah,” kata Ma’ruf Amin.
Setelah disholatkan, Gus Sholah diberangkatkan ke Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta menuju Jombang. Untuk kemudian dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur. Posisi makam Gus Sholah berada tiga meter di sebelah barat makam kakak kandungnya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Perhatian Gus Sholah kepada Dunia Zakat
Semasa hidup lelaki yang lahir di Jombang, Jawa Timur, 11 September 1942 ini tidak hanya dikenal sebagai Ulama NU saja. Lulusan jurusan arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) itu pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat pada masa awal reformasi 1998. Serta pernah menjabat Wakil Ketua Komnas HAM masa bakti 2002-2007.
Sementara, dalam dunia zakat ia banyak menunjukkan perhatiannya dengan menjadi Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika. Gus Sholah senantiasa aktif memberikan masukan dan arahan akan jalannya lembaga.
Selain itu, bersama Dompet Dhuafa, ia menginisiasi pembangunan rumah sakit dhuafa di kawasan Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Kemudian pada 2018, Rumah Sakit Hasyim Asyari Dompet Dhuafa-Ponpes Tebuireng dibangun.
Gus Sholah mengatakan bahwa pengelolaan rumah sakit dari Dompet Dhuafa adalah contoh bagaimana menerapkan Islam dalam kehidupan. Karena benar-benar Islami yang dilakukan. Mengangkat dan memberdayakan dhuafa yang sakit, hingga sehat paripurna.
Melalui Ponpes Tebuireng, pesantren yang terus eksis hingga lebih dari 200 tahun itu, almarhum mendirikan Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). Ketua Yayasan Hasyim Asy’ari Pesantren Tebuireng, dr. H. Ali Faisal, S.PA. c dalam sebuah kesempatan menuturkan bahwa Gus Sholah kerap berkunjung ke lembaga zakat seperti salah satunya Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) untuk melihat secara langsung konsep dan strategi pengelolaan zakat dan wakaf yang diterapkan.
Dengan sangat rendah hati, almarhum tak merasa gengsi untuk belajar dan membuka diri ke berbagai lembaga zakat terkait dengan pengelolaan zakat umat.
“InsyaAllah, nanti saya akan kirim tim khusus ke sini untuk bisa sharing tentang pengelolaan wakaf di sini” ujar Gus Sholah dalam kesempatan mengunjungi Pusat Studi Zakat di Pondok Modern Tazakka.
Nasihat Untuk Ketua Umum Forum Zakat
Kepada Ketua Umum Forum Zakat, Bambang Suherman yang sekaligus Direktur Program Dompet Dhuafa, Gus Sholah secara khusus memberikan nasihat. Menurut Bambang, hingga saat ini nasihat Gus Sholah menjadi pegangannya selama memimpin asosiasi Forum Zakat.
“Panjang nasihat beliau tentang amanah, sesaat sebelum saya memastikan diri akan mengemban amanah Forum Zakat. ‘Jangan maju untuk sekedar kebanggaan lembaga, majulah untuk memajukan zakat. Perhatikan teman-temanmu, sayangi mereka dan mampukan mereka, itu tugas kepemimpinan’,” ujar Bambang.
Kini Sang Pemberi Nasihat telah tiada, namun pesan-pesan beliau Insya Allah akan terus diingat dan diamalkan. Sosoknya akan dikenang lama, sebagai panutan, inspirasi dan tauladan. ‘Hal Jazaa’ul ikhsaani Illal Ikhsaanu, Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)’
Semoga Almarhum husnul khatimah dan diterima segala amal ibadahnya. Aamiin