Komunitas Gereja Katolik Belajar Mengelola Dana Sosial Dari Dompet Dhuafa

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Komunitas Gereja Katolik Belajar Mengelola Dana Sosial Dari Dompet Dhuafa

Dipimpin oleh Uskup Pablo Virgilio S. David, Puluhan orang dari komunitas Gereja Katolik dengan arsitektur kuno di Angeles City, Papanga Filipina mengikuti diskusi tentang pengelolaan zakat dengan perwakilan Dompet Dhuafa.

Diskusi tersebut digelar dengan tujuan untuk berbagi pengalaman dan saling belajar cara mengelola dana keagamaan demi memberdayakan masyarakat dan membantu orang tak mampu. para suster, pendeta, layanan sosial gereja, dan aktivis filantropi gereja setempat antusias mengikutinya. Diskusi ini merupakan salah satu rangkaian aktivitas dari penerima Ramon Magsaysay Award 2016.

Bishop (Uskup) Ambo, di Keuskupan Agung Apung Mamacalulu, Angeles City, Filipina mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan sebenarnya sama dengan yang dilakukan Dompet Dhuafa. “Kami sangat tertarik bagaimana Dompet Dhuafa dapat mengoptimalkan dana sumbangan yang mereka himpun,” tambahnya.

Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ismail A. Said menjelaskan keberhasilan Dompet Dhuafa selama ini tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat yang sangat tinggi. “Untuk itu, kami harus menjaga kepercayan publik dengan beragam strategi,” ujarnya.

Menurut Ismail, para donatur di Dompet Dhuafa menerima laporan dana yang mereka setorkan dan mendapat informasi seputar program yang dilaksanakan Dompet Dhuafa, mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi hingga agama. Selain itu, kata Ismail, pihaknya juga mengajak para donatur untuk mengunjungi program-program yang dilakukan di lapangan. “Sehingga mereka yakin untuk apa dana yang mereka sumbangkan,” jelasnya.

Peserta diskusi sangat tertarik dengan program-programDompet Dhuafa yang fokus pada pemberdayaan daripada karitas. Peneliti dan penulis tentang peninggalan budaya gereja, Nina L.B Tomen menanyakan bagaimana tantangan yang dihadapi Dompet Dhuafa dalam memandirikan penerima manfaatnya. “Bagaimana mengubah pola pikir masyarakat miskin yang menerima zakat menjadi orang berada yang membayar zakat,” tanya Nina.

Sementara Pendeta Fer David, Ketua Komite VDLR Papanga tertarik bagaimana Dompet Dhuafa mengelola operasional sehari-hari, termasuk gaji staff dan relawan.