Forumzakat – Sinergi Foundation menerapkan metode baru dalam menyalurkan donasi kepada para penerima manfaat dengan nama islah indeks. Istilah Islah Indeks bagi kebanyakan orang mungkin masih asing. Jangankan di masyarakat umum, di dunia zakat, infak, sedekah seperti yang digeluti Sinergi Foundation pun ini belum terdengar gaungnya.
Islah indeks menjadi pilihan metode baru bagi Sinergi Foundation karena dinilai lebih efektif, efisien, juga tentunya terasa lebih impactful kepada penerima manfaat. Hmm, bicara efisiensi siapa sih yang tidak mau tahu? Lantas apa itu Islah Indeks yang diterapkan Sinergi Foundation dalam penyaluran bantuan kepada penerima manfaat?
Lembaga filantropi yang lahir pada 2011 ini kerap hadir di tengah umat dalam penyaluran zakat, infak, sedekah, dan pengelolaan wakaf. Dengan nama SF (akronim akrab Sinergi Foundation) sedari awal berdiri hingga hari ini terus bertumbuh dan berbenah. Salah satunya terapkan islah indeks dalam penyaluran program.
“Keresahan” dalam menyalurkan dana zakat bermula dari kajian dampak dari penyaluran yang selama ini telah ditunaikan. Dari hasil evaluasi tersebut maka tercetuslah ide mengukur Islah Indeks.
“Jadi kita itu di program emang ada target mengenai kaji dampak. Yang kita istilahkan dengan Islah Indeks. Islah artinya perbaikan, artinya Islah Indeks sebagai alat ukur perbaikan untuk penerima manfaat,” kata Manajer Program Penyaluran, Haidar Junda Rabbani saat ditemui di kantor Sinergi Foundation, Jl. HOS Tjokroaminoto, Jumat (02/02/2024).
Secara ringkas islah indeks ini memiliki tujuan utama agar penerima manfaat bisa memperbaiki hubungan rohani dengan Tuhan-nya. Kemudian setelah kemudahan yang didapat oleh penerima manfaat melalui lembaga, harapannya, penerima bisa memberikan dampak pada lingkungannya.
“Perbaikan terhadap dirinya perbaikan rohani. Yakni memperbaiki hubungan antara diri dan Tuhannya sama perbaikan terhadap lingkungan,” lanjutnya.
Dalam teknis islah indeks, lanjut Haidar, para penerima manfaat diberikan kartu untuk mencatat aktivitas ibadah shalat wajibnya atau yang biasa dikenal dengan istilah mutabaah yaumiyah. Dari mengisis aktivitas itu, kemudian setiap satu bulan sekali akan dievaluasi.
Dalam rangkaian evaluasi tersebut, penerima manfaat tidak hanya dilihat dari catatan ibadahnya saja, tetapi juga penerima manfaat diwajibkan mengikuti kajian terlebih dahulu.
“Ketika misalnya memang kita belum mampu untuk meningkatkan taraf ekonomi. Tapi minimal, kita mau nyentuh faktor internal dulu dengan cara mengintervensi ruhiyah dulu,” harap Haidar.
Uji coba untuk mengidentifikasi indeks perbaikan pada penerima manfaat ini telah dilakukan pada akhir Januari kemarin. Sebelum bantuan disalurkan, penerima manfaat diharuskan ikuti kajian bersama Ustadz Ahmad Zulfahmie di Masjid Ad-Da’wah, Jl. Sidomukti, Kota Bandung, Sabtu (27/01/2024).
Tema yang diangkat yakni “Perbarui Iman”. Materi yang dibahas dimulai dari yang sederhana seperti rukun Islam, rukun Iman, dan lain-lain yang berkaitan dengan penguatan akidah.
Salah seorang penerima, Karmini, memberi testimoni kebermanfaatan yang diterimanya. Menurutnya, usai mengenal Sinergi Foundation kuantitas ibadahnya dinilai meningkat.
“Alhamdulillah. Ibu sangat bersyukur dan berterima kasih sekali semoga pengajiannya bisa rutin tiap bulan. Setelah kenal Sinergi alhamdulillah Ibu jadi lebih rajin lagi ibadahnya,” katanya.***