Meski Tinggal di Rumah Petak, Septi Tak Takut Bermimpi Jadi Dokter

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

“Aku pengen jadi dokter kak, supaya bisa bantu orang lain,” kata Septi dengan wajah polosnya.

Septi (13), gadis mungil yang meski tinggal di sebuah petak bangunan berukuran 3×3 meter, tidak membuatnya takut bermimpi. Ia tinggal bersama ibu karena sang ayah sudah lama berpulang. Rumah sederhana Septi berlantai kayu yang sudah bolong-bolong. Tidak ada kasur ataupun karpet yang nyaman. Hanya ada sehelai kain sprei usang yang menjadi alas untuk ia dan ibunya tidur.

Ruangan mini itupun seperti menjadi ‘aula serbaguna’ untuk Septi dan ibunya. Semua aktivitas seperti makan, belajar, dan ruang keluarga menjadi satu. Meski hidup dengan segala keterbatasan, gadis dengan nama lengkap Septiani Putri Azizah ini punya cita-cita mulia, ingin menjadi dokter.

Septi yang tinggal di Kampung Melayu, Kec. Jatinegara, Jakarta Timur ini sejak kecil sudah merasakan sulitnya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Ia rajin membantu ibunya yang bekerja sebagai buruh serabutan, meski di tengah pandemi ini hasilnya makin tidak menentu. Keinginannya begitu kuat Ia ingin menjadi dokter agar kelak bisa membantu keluarga tidak mampu untuk berobat, supaya tidak perlu lagi memikirkan biaya.

Begitu besar keinginan Septi untuk dapat meraih cita-cita. Septi merupakan satu dari banyaknya mimpi anak yatim untuk menjadi sukses di masa depan. Pada dasarnya, tidak ada larangan untuk setiap anak dalam bermimpi karena mereka memiliki hak pendidikan yang layak dan berkualitas.

Hal inilah yang menjadi tanggung jawab bersama untuk memberdayakan anak yatim agar nantinya dapat mandiri dan bisa merubah keadaan ekonomi keluarga.

Anggota Forum Zakat yakni LAZ Al Azhar melalui program My Heart for Yatim berupaya untuk mendampingi dan memberdayakan anak-anak yatim tidak sekedar pemenuhan kebutuhan ekonomi, melainkan pendampingan untuk memberi limpahan kasih sayang kepada mereka. Program komprehensif dalam upaya memperbaiki dan memuliakan kehidupan anak-anak yatim dhuafa dari sektor kesehatan, pendidikan, penghargaan, keagamaan, dan pengembangan bakat.

Hingga saat ini, Septi rutin memperoleh beasiswa pendidikan. Semoga dukungan dari para donatur menjadi iktiar bersama untuk jalan Septi dalam meraih cita-cita. (*)