Forum Zakat – Gerakan zakat bukan semata urusan data, laporan, atau rutinitas tahunan. Di balik angka penerimaan dan distribusi, ada dampak nyata yang langsung menyentuh kehidupan, mulai dari akses pendidikan, bantuan saat bencana, hingga penguatan ekonomi keluarga miskin. Namun, narasi tentang kekuatan sosial dari zakat ini masih sering terpinggirkan.
Talk Show bertajuk “Cerita Dampak Zakat yang Nyata” menghadirkan tiga pembicara perempuan dari berbagai latar; praktisi zakat, jurnalis, dan influencer muda. Ketiganya menyoroti bagaimana zakat telah mengubah hidup, memberi inspirasi, sekaligus menjadi ruang aktualisasi nilai keadilan sosial sebagaimana dimandatkan dalam Pancasila.
Sherly Annavita, tokoh muda asal Aceh yang kini dikenal sebagai aktivis sosial dan pembicara publik, mengungkapkan bahwa perjumpaannya dengan zakat dimulai dari beasiswa pendidikan. Ia menyebut, zakat bukan hanya solusi sementara, tapi sebuah sistem yang memungkinkan seseorang keluar dari lingkaran penerima dan tumbuh menjadi pemberi manfaat.
“Zakat itu sistem kebaikan yang kalau ditata, bisa menggerakkan keadilan sosial. Saya justru baru sadar saat kuliah di luar negeri bahwa akar filantropi kita sudah sangat kuat sejak dulu. Tapi kenapa narasinya belum mengakar ke publik?” ujarnya.
Menurut Sherly, penting untuk mendorong narasi dampak zakat ke ruang-ruang sosial yang lebih luas. Baginya, tujuan besar zakat tidak terlepas dari cita-cita bangsa. “Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bisa diwujudkan melalui gerakan zakat. Forum Zakat atau lembaga-lembaga zakat lainnya adalah perpanjangan tangan dari cita-cita itu,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Salsabila Alkatiri, jurnalis sekaligus Ketua Komunitas Jurnalis Berhijab. Ia menyebut bahwa keterlibatan komunitasnya dalam liputan-liputan zakat, khususnya di bulan Ramadhan atau saat bencana, membuka mata bahwa zakat tidak hanya hadir dalam angka dan program. “Kami sering melihat langsung posko zakat dibuka lebih cepat dari lembaga lain. Di situ kami sadar zakat punya wajah nyata.”
Yeni Nurjanah, CEO LAZ BaitulmaalKu, turut membagikan kisah perjuangan membangun lembaga zakat dari level kota hingga kini berizin provinsi. Baginya, semangat pengelolaan zakat bukan sekadar kewajiban administratif, tetapi semangat untuk memperluas manfaat dan menjawab tantangan sosial masyarakat.
Ketiga narasumber sepakat: narasi zakat harus diperkuat, bukan hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai jalan nyata menuju keadilan sosial yang kolaboratif, melintasi batas-batas sektoral dan ideologi. Zakat adalah salah satu instrumen paling konkret untuk menjawab kesenjangan dan memperkuat solidaritas di tengah masyarakat.