JAYAPURA- Sabtu (29/8) menjadi hari yang bersejarah bagi gerakan zakat dan filantropi Islam di Papua. Bertempat di RM Wong Solo, para pegiat zakat di Papua, melakukan sinergi kemanusiaan. Mereka dilantik dalam wadah Forum Zakat (FOZ) Wilayah Papua.
Susunan Pengurus Forum Zakat Wilayah Papua sebagai berikut
Ketua FOZ Wil Papua: Heri Suprayitno (Rumah Zakat), Sekretaris: Feny Mariantika (Layanan Kesehatan Cuma-cuma Dompet Dhuafa), Bendahara: Sri Wahyuningsih (Dompet Sosial Assalam), Bidang Keanggotaan: Zainal Abidin (baitul Mal Hidayatullah), Bidang Penguatan Kapasitas: MUhammad Said (Dewan Dakwah), Bidang Advokasi: Rois Abdillah (Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia), Bidang Sinergi: Andi Astri Paradiba (Bulan Sabit Merah Indonesia)
Pelantikan dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Forum Zakat Nasional (FOZ Nas), M Sabeth Abilawa. Dalam sambutannya, Sabeth menyampaikan bahwa Papua sebagai negeri damai dan kaya, harus mendapat perhatian khusus, karena masih banyak hal yang harus disantuni bersama di Papua.
“Gerakan zakat dan kemanusiaan Islam harus lebih banyak berperan di sini. Di negeri Papua, konflik masih mengintai, kita harus mendamaikan. Kemiskinan, akar masalahnya kadang aada pada pemenuhan kebutuhan dasar, ketika itu sudah didapat, membicarakan perdamaian lebih mudah. Zakat memiliki potensi besar, pengumpulan dana publik berasal dari ummat, yang menjadi salah satu kewajiban muslim juga,” kata Sabeth.
Forum Zakat adalah asosiasi organisasi pengelola zakat yang awalnya dibentuk di Jakarta, pada 17 September 1997. Saat ini memiliki cabang dan perwakilan di seluruh provinsi di Indonesia. Sekitasr 160 organisasi pengelola zakat berhimpun dalam FOZ, mereka berasal dari ormas kegamanaan, lembaga zakat perkantoran, masjib agung, dan rohani Islam di BUMN dan perbankan seperti BRI, BSM, Mandiri, BNI, BNI Syariah, Muamalat.
FOZ melakukan banyak sinergi kemanusiaan, salah staunya di Tolikara dengan mengumpulkan uaang sekitar Rp 2 miliar untuk membantu pembangunan masjid baitul muttaqin Tolikara, juga menyantuni pengungsi di Tolikara yang masih terkatung-kating di pengungsian.
“Semoga negara segera hadir di saat seperti ini, Kami lembaga swasta dan dari masyarakat seperti FOZ ini hanya memikliki dana kecil untuk membantu mereka. Pemerintah lebih besar, dan mereka memiliki kewenangan banyak. Kami berharap dilantiknya FOZ Wil Papua bisa lebih mudah menyinergikan banyak potensi bantuan kemanusiaaan untuk papua damai,” tandas Sabeth.
Ketua FOZ Wil Papua, Heri S, menyatakan siap setelah dilakukan pelantikan, yaitu oembacaan sumpah dan pemberian rompi FOZ. “Saya siap mengemban amanah ini. Setelah ini saya akan berkomunikasi dengan sleuurh pihak dan elemen,” katanya.[]