Pemberdayaan Dari Shopping Charity (Pengembalian Uang Belanja)

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Pemberdayaan Dari Shopping Charity (Pengembalian Uang Belanja)

Oleh: Nur Efendi, CEO Rumah Zakat (RZ), Ketua Umum Forum Zakat Nasional (FOZ)

Pernakah kita mendapat pengalaman seperti ini : ditawari oleh kasir di salah satu hypermarket tempat belanja bulanan kita untuk mendonasikan sisa uang belanja? Lalu bagaimana sikap kita terhadap tawaran itu? Pasti kita ingin tahu kejelasan untuk apa uang sisa belanja itu, bukan? Hal ini wajar saja karena sebelum berpindah tangan, uang itu adalah hak kita.

Banyak diantara kita mempertanyakan hal ini, pikiran negatif pun muncul; jangan jangan uang kita untuk kepentingan dan motif tertentu yang tidak sesuai dengan harapan kita. Namun tidak seperti yang kita bayangkan, ternyata uang receh yang sering kita abaikan ini bisa sangat bermanfaat lho..

Saya akan sedikit berbagi tentang pengalaman RZ (Rumah Zakat) dalam mengelola dana receh ini, menjadi program pemberdayaan yang monumental dan bermanfaat bagi orang lain.

Contoh: Kerjasama RZ dengan LotteMart (salah satu hypermarket terbesar di indonesia) di mana sinergi ini sudah berjalan sejak th 2012 – Sekarang. Alhamdulillah dari uang receh kembalian belanja di LotteMart setiap bulan yang terkumpul bisa RZ kelola dalam bentuk program-program pemberdayaan di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Program kerjasama yang sudah berjalan misalnya; sekarang ada 14 mobil ambulance gratis di 14 kota, sekolah juara (gratis), beasiswa, kelompok usaha kecil mandiri, bantuan bencana, renovasi 1000 toilet di seluruh wilayah Indonesia. Wow that’s amazing, semuanya itu “hanya” dari uang receh pengembalian belanja kita. Hypermarket yang berpusat di Korea ini memberikan manfaat bagi orang lain dengan uang receh. Bahkan program-program RZ ini telah menjadi model implementasi program bagi perusahaan-perusahaan di Korea lainya.

Satu contoh lagi sinergi RZ dengan toko buku Gramedia. Dari uang pengembalian pembelian buku ternyata bisa memberikan bantuan renovasi sekolah, perpustakaan, toilet dan tempat olah raga di 16 sekolah yang tersebar di Indonesia. Percayakah kita bahwa semua itu dari uang receh pengembalian?

Saya pernah mengecek langsung program ini di toko buku Gramedia di Trans Studio Mall (TSM) Bandung. ” Bagaimana respon customer terhadap program uang kembalian ini? ” tanya saya kepada seorang pegawai Gramedia, ” Iya pak alhamdulillah banyak yang merespon positif, bahkan ada yang kasih lebih” jawabnya. Hmm..artinya respon masyarakat sudah sangat bagus terhadap program ini.

Kita boleh saja bersikap kritis menayakan langsung kepada petugas kasir tentang uang kembalian belanja itu, misalnya; lembaga mana yang mengelola dan digunakan untuk apa saja. InsyaAllah RZ amanah dan professional dalam mengelola uang receh ini.

Mungkin bagi kita uang receh ini tidak terlalu berguna bahkan bila hilang pun kita tidak menyadarinya, namun apabila dikelola secara professional ternyata bisa sangat berguna bagi seluruh masyarakat kurang mampu; mulai dari anak sekolah, pedagang kecil, korban bencana, orang sakit, dan sebagainya. Yakinlah bahwa uang receh kita punya power untuk memberdayakan dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan.

Kalau ada diantara kita yang masih meragukan kejelasan program shopping charity ini, semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan.

Semoga bermanfaat..