Forumzakat – Ada yang seru dari Sekolah Amil Indonesia (SAI)! Tidak hanya rutin mengadakan webinar, Sekolah Amil Indonesia juga belajar melalui “TravelTraining Goes to Munzalan” pada Jum’at (16/02/2024) lalu. Seperti namanya, kunjungan SAI ke Pontianak ini bertujuan untuk silaturahmi mendatangi Baitulmaal Munzalan Indonesia (BMI) yang dikelola oleh Ustadz Lukmanulhakim.
Pada perjalanan ke kota Khatulistiwa ini, SAI diwakilkan oleh Bambang Suherman selaku Ketua Umum FOZ, Mas Fahrizal Amir selaku Kepala Sekolah SAI, dan Raden M. Budi. H selaku project officer SAI. Kemudian ada tujuh anggota Forum Zakat lainnya yang turut hadir kunjungan ke BaitulMaal Munzalan Indonesia.
TravelTraining SAI Goes to Munzalan menjadi upaya SAI bersama anggota FOZ dalam menghasilkan program terbaik melalui studi banding. Terdapat enam kegiatan dalam TravelTraining SAI ini, di antaranya diskusi bersama Ustadz Lukmanulhakim, pemaparan program BMI, diskusi Pak Bambang bersama peserta, kunjungan titik program BMI, distribusi beras akbar, dan peluncuran Masjid Al Kahf Paragon bersama BMI.
Dapat dikatakan kunjungan ke Baitulmaal Munzalan Indonesia ini menjadi perjalanan penuh makna. SAI bersama perwakilan anggota FOZ lainnya mendapat kesempatan diskusi bersama Ustadz Lukman membahas gerakan zakat Baitulmaal Munzalan Indonesia yang begitu menginspirasi.
Hidupnya program-program Masjid Kapal Munzalan menjadi alasan berdirinya BMI pada tahun 2014. Masjid Kapal Munzalan merupakan masjid kecil yang berada di tengah pemukiman non muslim. Meskipun kecil, masjid ini menjadi markas besar bagi Pasukan Amal Sholeh (PASKAS) yang menjalankan program Gerakan Infak Beras (GIB).
Atas izin Allah gerakan kebaikan kecil tersebut terus meluas. Lebih dari 3.000 anggota PASKAS di Indonesia, rutin menyalurkan 800 ton beras premium setiap bulan melalui GIB kepada 500.000 anak yatim dan santri penghafal Al-Qur’an dari 6.000 panti asuhan maupun pondok di seluruh Indonesia.
Hal itulah yang kemudian menginisiasi Baitulmaal Munzalan Indonesia. BMI juga merupakan baitulmaal berbasis masjid pertama di Indonesia dengan mengusung konsep baitulmaal no tamwil, yakni baitulmaal tanpa aktivitas simpan pinjam atau saldo nol. Prinsip tersebut sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW, yakni memaksimalkan dana ZIS untuk kebermanfaatan umat tanpa menahannya.
Selain itu, menanamkan value di setiap lini program dan menghadirkan nilai dakwah pada setiap program yang kemudian membuat BMI begitu terasa manfaatnya. Bagaimana tidak, sesuatu yang muncul dari hati tentu akan sampai ke hati dan itu berlaku terhadap pekerjaan yang kita jalani.
Pak Bambang juga turut mengisi diskusi bersama peserta. Beliau mengajak para peserta untuk membedah program BMI, melihat hal penting yang diterapkan BMI yang tidak ada di lembaga lain, serta mendiskusikan potensi kolaborasi.