Forum Zakat — Rumah Zakat kembali menunjukkan komitmennya dalam aksi kemanusiaan global dengan berpartisipasi dalam pengiriman bantuan untuk masyarakat terdampak krisis di Myanmar. Bantuan ini secara resmi dilepas oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dari Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Kamis (3/4) pukul 08.00 WIB.
Total bantuan yang dikirimkan oleh Pemerintah Indonesia bersama sejumlah organisasi kemanusiaan mencapai 124 ton dengan nilai sekitar 1,2 juta dolar AS atau setara Rp19,8 miliar.
Dari total tersebut, Rumah Zakat menyumbangkan 1.753 kilogram bantuan, berupa 5.000 kaleng Superqurban — produk olahan daging siap saji yang bergizi dan tahan lama. Bantuan ini merupakan hasil donasi para donatur Rumah Zakat yang disalurkan untuk membantu pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat Myanmar yang terdampak konflik dan bencana.
Pelepasan bantuan ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional, termasuk Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Praktikno, Kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto, dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla, yang juga merupakan Wakil Presiden ke-12 Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Menlu Sugiono menegaskan bahwa bantuan ini merupakan bentuk solidaritas Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang sedang terjadi di Myanmar. Ia menyebutkan bahwa bantuan ini tidak hanya berupa makanan, tetapi juga mencakup kebutuhan dasar lainnya seperti tenda, obat-obatan, dan perlengkapan kebersihan.
Partisipasi Rumah Zakat menjadi bukti nyata kontribusi masyarakat sipil Indonesia dalam mendukung upaya pemerintah untuk hadir di tengah krisis global. Produk Superqurban yang dikirim diharapkan dapat menjadi solusi praktis untuk distribusi makanan di lokasi yang sulit dijangkau.
“Ini adalah bentuk nyata kepedulian dan solidaritas kita sebagai bangsa terhadap saudara-saudara yang sedang mengalami kesulitan,” ujar perwakilan Rumah Zakat dalam kesempatan terpisah.
Pengiriman bantuan ini juga menandai pentingnya sinergi antara pemerintah dan lembaga non-pemerintah dalam menangani krisis kemanusiaan lintas negara.
