Kisah Pilu Wirto, Guru Ngaji di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Forumzakat – Sudah satu bulan lebih, Wirto banyak menghabiskan waktu di tempat tinggalnya di Jl. H. Djaman, Buaran, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten. Aktivitas hariannya biasa digunakan untuk mengajar ngaji anak- anak dan berdakwah keliling kampung. Jika tidak ada wabah, setiap pagi ia bergegas mengisi ceramah bersama ibu- ibu dan saat sore menjelang ia kembali bersiap untuk mengajar anak- anak mengaji.

Wabah Covid-19 membuat perekonomian masyarakat di tanah air terpuruk. Sejak diberlakukannya physical distancing sampai pembatasan sosial berskala besar (PSBB) membuat aktivitas perekonomian nyaris terhenti. Terlebih dampak yang amat buruk juga dirasakan oleh para guru ngaji, ustadz dan da’i.

Wirto, satu diantara banyaknya guru ngaji di tanah air yang terkena dampak secara ekonomi. TPA tempatnya mengajar saat ini terpaksa meniadakan kegiatan belajar- mengajar sehubungan dengan diterapkannya sistem PSBB. Sama halnya dengan kegiatan dakwah yang rutin ia lakukan terpaksa harus dihentikan terlebih dahulu.

Lama tak jumpa dengan para muridnya, Wirto tentu sangat menyimpan kerinduan pada murid-muridnya tersebut. Keterbatasan ruang gerak kini membuatnya sulit untuk berbagi ilmu. “Sedih rasanya, sampai saat ini saya belum bisa kembali memberikan ilmu pada anak- anak dan juga para warga disini,” ujarnya.

Lebih dari itu, Wirto yang hanya mengandalkan penghasilan sebagai guru ngaji dan pendakwah harus tetap bertahan menghidupi 5 orang anak yang masih kecil. Selama pandemi ia hanya memanfaatkan simpanan dananya untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari, itupun semakin hari kian menipis. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran tersendiri baginya.

Tentu tidak hanya Wirto yang mengalami kondisi seperti ini. Namun, kebanyakan dari mereka begitu sabar walaupun serba kekurangan, tetap menjaga martabatnya dengan tidak meminta-minta. Mereka menyadari, bahwa berkeluh kesah pada manusia meski hanya akan menyisakan putus asa dan rasa kecewa. Maka bagi mereka lebih baik tiap malam mengadu pada Allah SWT sang penerima keluh dan kesah.

Lembaga filantropi LAZ Al Azhar telah bergerak aktif membantu membahagiakan para guru ngaji dan da’i dalam memenuhi kebutuhan hariannya. “Sejak memasuki ramadhan, Tim LAZ Al Azhar bersama para relawan telah membagikan paket sembako untuk ribuan guru ngaji dan da’i yang memang berada dalam ekonomi yang sulit,” kata Direktur eksekutif LAZ Al Azhar, Agus Nafi.

Melalui program 1000 Paket Sembako untuk Guru Ngaji, LAZ Al Azhar mendistribusikan paket sembako di beberapa titik yang berada dalam zona merah seperti Jabodetabek dan di pelosok daerah lainnya. Paket sembako dibagikan secara langsung ke rumah- rumah guru ngaji dan dai sesuai dengan aturan yang berlaku.

Berbagi sejatinya tidak perlu menunggu dari pihak penyalur bantuan sosial ataupun pemerintah setempat. Selagi ada rezeki dan berada dalam bulan penuh berkah, mari bersedekah untuk para guru ngaji dan dai. Karena mereka adalah pewaris ulama yang ikut memperjuangkan ajaran Nabi kepada kita semua. “Sebaiknya dalam kondisi sulit seperti saat ini, kita harus bahu- membahu membahagiakan orang- orang yang sudah berjasa dalam mendidik agama anak- anak kita,” tambah Agus. (*)