Forum Zakat – Memasuki periode pasca momen besar Ramadhan dan Idul Adha, Lembaga Zakat dihadapkan pada tantangan mempertahankan keberlangsungan program dan dukungan dana. Menyikapi hal ini, Bimbingan Belajar Amil Zakat Batch 21 mengangkat tema “Menilik Potensi dan Menentukan Strategi Fundraising Pasca Kurban” yang disampaikan oleh Bambang Suherman, Vice President of Worldwide Partnership Human Initiative dan praktisi senior di dunia filantropi zakat.
Dalam sesi tersebut, Bambang menekankan bahwa fundraising bukan sekadar aktivitas menghimpun dana, melainkan sebuah upaya membuka ruang kolaboratif bagi publik untuk terlibat dalam gerakan kebaikan. Konsep dasarnya adalah take to share—mengambil untuk dibagikan. Artinya, semangat utama dalam fundraising harus lebih kuat pada distribusi manfaat ketimbang akumulasi dana.
“Fundraising bukan soal berapa banyak dana yang berhasil disimpan, tetapi berapa besar dana yang berhasil dihimpun dan disalurkan kepada mustahik. Maka laporan fundraising terbaik adalah yang berdampingan dengan laporan distribusi,” jelas Bambang.
Strategi Fundraising Pasca Ramadhan dan Kurban
Ramadhan dan Idul Adha memang menjadi puncak musim penghimpunan (seasonal fundraising). Namun, menurut Bambang, strategi fundraising harus bersifat berkelanjutan. Fokusnya adalah membangun dan merawat kolam donatur—yakni sistem yang tidak hanya mengandalkan transaksi, tetapi juga membangun relasi, kepercayaan, dan loyalitas.
Bambang menggarisbawahi bahwa keberhasilan fundraising bukan hanya soal besarnya nominal yang masuk, melainkan bertambahnya jumlah donatur yang masuk ke dalam sistem lembaga. Di sinilah peran penting branding, komunikasi yang jujur, dan pengalaman donatur yang positif.
“Kalau satu donatur percaya, dia bisa jadi pendukung lembaga. Tapi kalau satu donatur kecewa, dia bisa membawa sepuluh orang menjauh. Maka merawat donor jauh lebih penting daripada sekadar menggaetnya,” tegasnya.
Tujuh Sumber Potensi dan Tiga Pilar Kekayaan Fundraising
Bambang juga membagikan tujuh sumber donasi yang bisa digali oleh lembaga zakat dan NGO:
- Donasi individu
- Donasi perusahaan
- ZIS (Zakat, Infak, Sedekah)
- Penggalangan dana publik
- Kerja sama dengan pemerintah
- Kolaborasi dengan organisasi internasional
- Pemanfaatan teknologi digital
Adapun tiga kekayaan utama dalam dunia fundraising adalah:
- Membangun gerakan kebaikan yang menggerakkan publik,
- Mengembangkan program inovatif yang relevan,
- Membentuk jaringan kolaboratif yang berkelanjutan.
Fundraising itu ilmu dan seni. Bimbel Amil Zakat kali ini kembali menegaskan bahwa fundraising adalah proses strategis yang bisa dipelajari dan dikembangkan. Tidak cukup hanya mengandalkan momentum, namun perlu sistem dan manajemen yang kuat. Fundraising yang efektif akan menjadi pintu masuk bagi lembaga zakat untuk memperluas manfaat dan memperkuat gerakan pemberdayaan umat.
Ingin memperdalam strategi fundraising lembaga zakat Anda? Ikuti program Sekolah Amil Indonesia dan dapatkan wawasan langsung dari para praktisi terbaik di bidangnya. Informasi selengkapnya hubungi Contact Center Sekolah Amil Indonesia 0811-8100-023.