Bimbel Amil Zakat: Strategi Membangun Tim Fundraising yang Solid dan Berkelanjutan

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
fundraising lembaga zakat

Forum Zakat – Forum Zakat melalui Sekolah Amil Indonesia kembali menyelenggarakan Bimbel Amil Zakat yang kini memasuki Batch ke-23, dengan tema “Membangun Tim Fundraiser yang Solid dan Kompeten untuk Fundraising Berkelanjutan”. Kegiatan ini digelar secara daring pada Selasa, 24 Juni 2024, dan diikuti lebih dari 80 amil zakat dari berbagai daerah di Indonesia.

Materi disampaikan langsung oleh Kholaf Hibatulloh, Ketua Bidang III Kolaborasi & Jejaring Forum Zakat, yang telah lama dikenal sebagai penggerak sinergi dan penguatan kapasitas SDM zakat.

Fundraising dan Seni Mengelola Tim

Kholaf membuka kelas dengan mengingatkan bahwa mengelola tim adalah seni, bukan sekadar sistem. Dalam banyak kasus, tantangan tim fundraising justru muncul bukan karena ketidaksamaan visi, melainkan karena kurangnya pemahaman pemimpin dalam mengelola dinamika manusia.

Ia menegaskan bahwa membangun tim yang solid tidak cukup berhenti di proses perekrutan. “Sekalipun kita sudah memilih orang yang tepat, tetap butuh proses untuk menyatukan pola pikir, etika kerja, dan orientasi pelayanan,” ungkap Kholaf dalam paparannya.

Mengapa Fundraising Menjadi Fondasi Lembaga Zakat?

Sebelum masuk ke strategi teknis, Kholaf memancing diskusi dengan pertanyaan reflektif: mengapa lembaga zakat butuh fundraising? Jawaban peserta pun beragam, mulai dari “untuk menegakkan syariat” hingga “agar lebih banyak muzakki terlibat”.

Dari sinilah Kholaf mengajak peserta melihat bahwa fundraiser bukan sekadar penggalang dana. Fundraiser adalah penyambung amanah kebaikan, pelayan umat, dan agen syiar Islam yang menghubungkan muzakki dan mustahik dalam satu sistem keadilan sosial berbasis zakat.

Kunci Sukses Fundraising: Bukan Hanya Soal Target

Dalam sesi ini, narasumber membedah secara rinci elemen kunci fundraising, mulai dari:

  • Penetapan target: fundraising offline dan online harus punya pendekatan yang berbeda.
  • Strategi distribusi amil: bagaimana memastikan hak amil dipenuhi dan distribusi SDM tepat sasaran.
  • Lingkungan: apakah setiap amil saling mendukung dan berdiskusi satu sama lain.

Kholaf turut menjelaskan bahwa lembaga zakat perlu dalam memilih fundraiser dengan cara berikut:

  1. Menentukan kebutuhan peran (fundraising digital, canvassing, partnership, dll.)
  2. Memilih orang yang tepat, baik dari sisi nilai maupun kemampuan adaptasi.
  3. Menentukan arah dan peta capaian kerja, agar setiap fundraising terukur dan berdampak.
Kompetensi Fundraiser: Perpaduan Skill dan Nilai

Seorang fundraiser ideal harus memiliki kombinasi hard skill (manajemen program, pemasaran sosial, digital fundraising) dan soft skill (komunikasi, empati, integritas). Tidak kalah penting, pembagian job desk yang jelas dan penerapan nilai-nilai etika fundraising harus menjadi fondasi kinerja tim.

Kholaf juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang kolaboratif dan terukur. Menurutnya, fundraising yang efektif lahir dari tim yang sehat, bukan hanya dari individu yang cemerlang.

Bagi amil zakat yang belum sempat mengikuti Bimbel Amil Zakat Batch 3 ini, rekaman materi bisa diakses dengan menghubungi Contact Center Sekolah Amil Indonesia di 0811-8100-023, hanya dengan kontribusi Rp47.000.

Dengan hadirnya program Bimbel Amil Zakat, Forum Zakat melalui Sekolah Amil Indonesia terus berkomitmen membentuk SDM fundraiser yang solid, cerdas, dan bermartabat, demi memperluas kebermanfaatan zakat di seluruh penjuru negeri.