Forumzakat – Forum Zakat adakan konsolidasi FOZWIL dalam merespon kenaikan harga beras pada Minggu (03/03/2024) secara daring melalui Zoom meeting App. Terdapat 16 perwakilan, 2 dari FOZNAS dan 14 perwakilan dari FOZWIL dengan pembahasan utama, yaitu respon dan solusi terhadap fenomena kenaikan beras.
Seperti yang kita ketahui, dampak kenaikan harga beras yang terus melonjak tersebut begitu terasa di kalangan masyarakat menengah ke bawah. Momentum pemilu dan menjelang puasa disinyalir memberikan dampak pada harga beras yang terus melambung.
Dengan adanya fenomena kenaikan harga beras yang begitu mencekik, kondisi ekonomi serta sosial masyarakat menjadi tidak stabil. Forum Zakat Nasional bersama wilayah merespon fenomena kenaikan harga beras dengan mengumpulkan gagasan solusi dan aksi besar bersama dalam Gerakan Zakat Nasional.
Probabilitas Penyebab Kenaikan Harga Beras
Adapun konsolidasi FOZ respon kenaikan beras menetapkan lima probabilitasnya, di antaranya,
- Terjadinya penurunan produksi beras sekitar lebih 1,2 juta ton sejak tahun lalu
- Terjadinya badai El – Nino yang berkepanjangan
- Permintaan pasar yang tinggi
- Akibat gejolak inflasi pangan sebesar 7,22% di bulan Januari
- Momentum menjelang Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri
Tidak dapat dipungkiri, kelangkaan beras memang terjadi karena beberapa faktor. Mulai dari kondisi politik di Indonesia, sosial, ekonomi, hingga kondisi iklim dan cuaca yang di luar kuasa manusia. Hal tersebut dikarenakan aktivitas manusia yang mengubah lingkungan, kemudian berdampak pada ekosistem sawah.
FOZ Merespon Kenaikan Harga Beras dan Pangan
Sudah menjadi tugas Forum Zakat bersama ratusan anggota lembaganya untuk senantiasa menghadirkan solusi di tengah masyarakat atas kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang mencekik. Oleh karena itu, konsolidasi FOZ menghasilkan pembahasan solutif yang dibagi menjadi tiga jangka waktu.
Pertama, dalam jangka waktu pendek FOZ menyediakan opsi solusi untuk melakukan pencerdasan dan raising awareness di tengah masyarakat serta berkomitmen menjadi epicentrum respon dan pelayanan. Kedua, tahap jangka menengah membangun platform mustahik.
Kemudian ketiga dalam tahap jangka panjang untuk membangun ekosistem dengan model close loop, yakni model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang dikembangkan dalam ekosistem yang berbasis digital, teknik budi daya Good Agricultural Practices, sistem logistik yang baik, serta jaminan pasar dan harga yang bersaing oleh off taker.
Partisipan FOZWIL Konsolidasi Kenaikan Harga Beras
Konsolidasi yang dihadiri 16 perwakilan FOZNAS dan FOZWIL ini banyak membahas dampak kenaikan harga beras di setiap daerah. FOZWIL Bali mengabarkan terjadi kenaikan beras mencapai Rp15.000 hingga Rp18.000. Meskipun belum ada antrian dan kelangkaan beras, kenaikan harga sangat terasa.
Pasokan beras di Bali juga mulai berkurang dari tahun ke tahun, sehingga sebagian besar pasokan beras diambil dari wilayah Banyuwangi. Sebagai solusi, FOZWIL Bali mengusahakan sudah adanya kerja sama dengan beberapa petani.
Tujuan kerja sama tersebut tentu untuk mengantisipasi kelangkaan beras. Dengan begitu, masih ada cadangan beras yang bisa dibagikan dalam waktu dekat maupun saat zakat fitrah nanti.
Dampak kenaikan harga beras dirasakan juga oleh FOZWIL NTT. Ibu Celi Sriyati, perwakilan FOZWIL NTT menjabarkan kenaikan harga beras yang mencapai Rp17.000 dan berimbas ke harga sembako yang juga naik. Fenomena kenaikan beras yang tajam juga menyebabkan kelangkaan minyak tanah. Namun, saat ini sudah mulai muncul di pasar.
Lebih parah lagi, di Jawa Tengah dengan beras dapat mencapai Rp18.000 untuk beras medium. FOZ wilayah Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Bengkulu, Yogyakarta, dan Aceh juga melaporkan dampak kenaikan harga beras yang melonjak.