Forum Zakat Sinergiskan Bantuan Ke Pidie Jaya

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Gempa yang terjadi di Pidie Jaya, Aceh, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga tanggal 12 Desember korban meninggal sebanyak 101 orang, dimana 94 korban sudah diidentifikasi. Sebanyak 666 orang menderita luka-luka yaitu 134 luka berat dan 532 luka ringan.

Pengungsi terus bertambah karena masuknya laporan dari pos pengungsian ke posko utama. Tercatat jumlah pengungsi 83.838 orang yang tersebar di 124 titik. Pengungsi tersebut berasal dari Pidie Jaya sebanyak 82.122 orang di 120 titik dan 1.716 orang di 4 titik di Kabupaten Bireuen.

Distribusi 82.122 orang pengungsi di Pidie Jaya adalah Kecamatan Meureudu 13.965 orang, Meurah Dua 11.391, Trianggadeng 18.512, Bandar Baru 14.209, Pante Raja 8.153, Bandar Dua 3.170, Ulim 9.763, dan Jangka Buaya 2.959 orang. Sedangkan 1.716 orang pengungsi di Bireuen tersebar di Matang Mns Blang 1.100 orang, Masjid Matang Jareung 13, Masjid Alghamamah 405, dan Masjid Kandang 198 orang.

Kerusakan fisik akibat gempa meliputi rumah 11.668 unit, masjid 61 unit, meunasah 94 unit, ruko 161 unit, kantor pemerintahan 10 unit, fasilitas pendidikan 16 unit, dan lainnya. Pendataan detil masih terus dilakukan oleh petugas di lapangan.

Karena itu untuk memaksimalkan bantuan yang masuk melalui lembaga zakat dan sosial ke Pidie Jaya,Forum Zakat bersama Lembaga zakat yang turun membantu di Pidie Jaya Aceh melakukan sinergi dan pendataan bantuan serta pemetaan kondisi msyarakat di lapangan. Lembaga yang melakukan sinergi diantaranya adalah RZ, BMH, LazisMU, Dompet Dhuafa, IZI, Rumah Peduli, YMB BRI, LMI, MAI, Nurul Hayat, Aceh Care Community, dan Lazis Dewan Dakwah, lazNAS Al-Azhar, PKPU, Jakarta Amanah, Lazis NU- NUCARE, Aksamala Foundation, Rumah Amal Salman, ZIS Indosat, Yatim Mandiri, LAZIS PLN, BSMI, amaliyah Astra, BAZMA Pertamina, Rumah Relawan, YDSF, Indonesia Tangguh, MTT Telkom, BaitulMaal BMT Indonesia.

Menurut Direktur Disaster Management Centre(DMC) Dompet Dhuafa, Syamsul Ardiansyah, 10 ribu lebih pengungsi yang ada saat ini, bukan hanya yang rumahnya hancur dan retak karena gempa, tapi juga ada yang mengungsi karena trauma dengan gempa susulan yang selalu terjadi. Selain itu, mereka meninggalkan kampung dan tinggal di pengungsian karena tidak adanya listrik di rumah mereka.

Dari hasil diskusi dengan tim yang ada dilapangan, ada 5 kebutuhan yang sangat dibutuhkan oleh pengungsi, yaitu makanan dan nutrisi, air dan sanitasi, shelter pengungsian, kesehatan serta perlindungan dan dukungan psikososial untuk anak-anak dan orang dewasa, terutama ibu menyusui. Karena peran penting yg belum diambil adalah psikososial dan dukungan untuk orang dewasa.

Ada juga beberapa point rekomendasi kesehatan. Yang pertama adalah agar fokus pelayanan kesehatan di puskesmas, serta adanya program yang menyentuh balita dan anak-anak. Selain itu sangat dibutuhkan juga adanya MP ASI untuk balita, dan tenaga psikologi untuk  inisiasi psikososial.

Hingga saat ini sinergi bantuan antar lembaga zakat terus belangsung dengan bertukar info daerah yang membutuhkan bantuan serta bantuan yang tersedia. Semua itu dilakukan untuk mencukupi kebutuhan para pengungsi baik sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, Kebutuhan air, maupun penyembuhan masyarakat dari trauma yang terjadi akibat gempa