Forumzakat – LKC Dompet Dhuafa kembali menggelar Focus Group Discussion (FGD) yang terkait dengan pengentasan penyakit Tubercolosis (TBC). FGD dilakukan dengan melibatkan 16 LAZ yang merupakan anggota Forum Zakat, dan digelar di Kantor Pusat Forum Zakat, pada Rabu (12/2/2020).
Untuk diketahui, penyakit menular yang disebabkan bakteri ini dapat dengan mudah menyebar melalui percikan dari dahak pada saat batuk, bicara, bersin. Penularan terjadi melalui udara sekitar kemudian terhirup orang yang sehat.
GM Divisi Kesehatan Dompet Dhuafa, dr. Yenny Purnamasari, mengatakan Indonesia merupakan Negara dengan peringkat ketiga untuk kasus pasien TB terbanyak setelah setelah India dan China.
“Dengan diperkiraan 845 ribu orang yang terinfeksi TBC. Angka kematiannya 63 ribu pertahun atau 13 orang dalam satu jam, jadi bisa dibayangkan angka kematiannya cukup tinggi. Dan mayoritas itu penderitanya orang miskin, menengah ke bawah. Orang miskin ini mayoritasnya muslim,” jelasnya.
Maka, lanjut dia, hal ini sangat relevan dengan isu pengentasan kemiskinan yang menjadi mandate amanat lembaga zakat yang memang fokus dalam pengentasan kemiskinan. “Jadi kenapa kita angkat karena Indonesia punya target eliminasi pasien TBC tuntas di tahun 2030, ” katanya.
Sementara, menurut dr. Yenni, tantangan pengentasan penyakit TB cukup sulit mengingat penyebarannya juga cukup besar dan keberhasilan pengobatan juga masih belum sesuai dengan harapan.
“Salah satunya adalah ketidakmampuan mereka untuk mengakses layanan kesehatan ada yang belum punya jaminan kesehatan, ada juga yang memang sudah punya jaminan tapi keterbatasan di sisi transportasi untuk menuju pelayanan kesehatan,” paparnya.
“Nutrisi selama pengobatan juga perlu diperhatikan, maka kalau kondisi ekonominya tidak baik maka akan mempersulit masa pengobatan. Termasuk yang terkait dengan penyakit TB adalah sanitasi lingkungan, karena tinggal di daerah padat penduduk, kemudian tidak punya akses sirkulasi udara cahaya matahari yang masuk ke rumah, artinya secara kesehatan lingkungan, memperberat, menimbulkan penyebaran baru dalam lingkungan. Itulah mata rantai yang harus kita putus,” tandasnya.
Aliensi Strategis Eliminasi TB 2030
Dompet Dhuafa bersama 20 LAZ lainnya membentuk aliansi strategis dalam rangka eliminasi TB 2030. Program kerja dilakukan dalam bentuk sebagai berikut :
- Meningkatkan akses pengobatan pasien
Masing-masing LAZ punya moda ambulan serta jejaring yang bisa melakukan itu, sehingga mereka para pasien bisa mengatasi untuk masalah aksesnya.
- Pendampingan pasien dari mulai terdiagnosis hingga sembuh
Pengobatan penyakit TB ini memerlukan waktu paling singkat 6 bulan, dan untuk kasus TB yang sudah resistan obat bahkan bisa sampai 2 tahun hingga dinyatakan sembuh.
“Dalam fase ini butuh support nutrisi pemenuhan gizi pasien tersebut sehingga akan menunjang keberhasilan pengobatan. Dalam bentuk makanan tambahan, kebutuhan nutrisi protein dan lain sebagainya, yang lainnya adalah menggerakkan masyarakat dalam bentuk edukasi, promosi kesehatan, sehingga awarenessnya akan meningkat melalui media online atau offline melakukan campaign demi meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat sehingga banyak yang bisa terlibat, baik secara materil maupun kerelawanan dan dukungan-dukungan lain jadi promosi kesehatannya kita gencarkan” tuturnya.
- Pemberdayaan ekonomi dan pendidikan,
“Banyak keluarga karena salah satu anggota sakit ada anggota keluarga lain yang terlantar dari sisi pendidikannya, jadi bisa menjadi salah satu program bersama yang dilakukan. Pemberdayaan ekonomi ini bisa baik terhadap pasien sendiri atau bagi anggota keluarga lain,” ujarnya.
“Masalah ini memang cukup komplek dan tidak cukup hanya di satu sektor, artinya kalau hanya mengandalkan institusi pemerintah kesehatan tidak cukup, butuh dukungan ekosistem dari lintas sektoral lintas divisi,” tutupnya. (*)