Indonesiaaid: Kebutuhan Dasar Pengungsi Rohingya Masih Minim

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Indonesiaaid Kebutuhan Dasar Pengungsi Rohingya Masih Minim

Konflik Sosial dan Diskriminasi yang terjadi di Rakhine State, Myanmar, sejak 2012, memaksa ribuan masyarakat etnis rohinga tidak diakui kewarganegaraannya dan harus mengungsi, ditambah lagi dengan konfik berdarah yang terjadi di Oktober 2016 silam, menambah kelam peristiwa kamanusiaan yang terjadi di ujung selatan Myanmar.

Berdasarkan Laporan dari Badan Perserikan Bangsa-Bangsa, hingga September 2016 diperkirakan 120.000 orang dipaksa kembali mengungsi, belum lagi beberapa kawasan yang harus diisolasi dikarenakan status darurat militer, hal menyebabkan terputusnya akses dalam memperoleh kebutuhan dasar.

Untuk menanggapi kondisi tersebut, tim advance dari IndonesianAID bersepakat mengirimkan 5 orang perwakilan (dari 5 lembaga) untuk melakukan kajian untuk memperoleh infomasi dan update terkini mengenai kebutuhan dan proses penanganan pengungsi etnis rohinga paska konflik sosial dan diskriminasi yang terjadi di Rakhine State sejak 2012 silam.

Proses kajian tersebut difasilitasi dari KBRI dilakukan sejak 15 januari – 18 januari, yang selanjutnya tim kaji IndonesianAID mengumpulkan infomasi dari berbagai jejaring yang ditenui di Lapangan. Dengan adanya tim advance tersebut, diharapkan dapat dipetakan secara faktual permasalahan kebutuhan layanan dasar dibeberapa daerah yang mengalami status darurat militer, seperti di Maungdow.

Dari hasil kajian dilapangan, didapatkan bahwa saat ini pengungsi berada di 15 titik pengungsian (kamp) yang berbeda dengan jumlah pengungsi 150,000 jiwa, yang ditempatkan di beberapa titik baik dilahan pemerintah ataupun militer di Sittwe.

Dari hasil observsi lapangan dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang di Kota Sittwe, para mengungsi tersebut kesulitan dalam mendapatkan layanan akses kebutuhan dasar, termasuk air bersih. Beberapa NGO (Internasional dan PBB) telah memberikan asistensi, namun beberapa diantaranya sudah menghentikan layanan.

Warga yang berada di pengunsian saat ini ditempatkan dalam rumah sementara yang di huni sebanyak 8-10 keluarga/rumah, dengan tanpa pemanas, dikarenakan bulan ini merupakan musim dingin. Aliran listrik dipengungsian juga tidak ada, sebagian pengungsi dan penduduk menggunakan solar panel.

IndonesiaAID merupakan kolaborasi lembaga non pemerintah yang bekerjasama dengan kementerian Luar Negeri Indonesia, yang akan membantu pengungsi Rohingya. Anggota dari IndonesianAID merupakan anggota dari beberapa lembaga payung diantaranya adalah Forum Zakat(FOZ), Humanitarian Forum Indonesia, dan SEAHUM.