Forum Zakat – Angka stunting di Desa Karyasari, Kabupaten Garut, masih menjadi tantangan serius bagi masyarakat setempat. Faktor ekonomi yang sulit serta terbatasnya akses terhadap makanan bergizi, terutama protein hewani, membuat balita di desa tersebut rentan mengalami stunting.
ITB bersama Rumah Amal Salman dengan sumber dana hibah kompetitif Provinsi Jawa Barat, berkolaborasi dalam program peningkatan akses makanan bergizi bagi masyarakat miskin stunting. Program di Desa Karyasari menghadirkan program yang dikaitkan dengan budidaya nila dan aquaponik di lahan seluas 1.200 meter persegi. Program ini menggunakan sistem 12 kolam yang ditempatkan dalam greenhouse seluas 370 meter persegi.
Program ini menekankan pada pengembangan ekonomi produktif berbasis budidaya ikan Nila menggunakan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS) dan Bioflok, yang terintegrasi dengan pertanian Aquaponik. Diproyeksikan, program akan menghasilkan 1- 4 ton ikan nila dan 6.200 pot sayuran aquaponik organik yang siap dipanen setiap 2 minggu sekali.
Ketua Pengurus Rumah Amal Salman, Mipi Ananta Kusuma menyampaikan program ini sebagai upaya untuk peningkatan akses makanan bergizi untuk masyarakat miskin dan stunting melalui budidaya nila dan aquaponik dengan sustainable development goals(SDGs) yang telah disepakati menjadi agenda 2030 Persatuan Bangsa Bangsa.
“Program rintisan ini bila berjalan sesuai rencana, diharapkan dapat menjadi model dan laboratorium pendistribusian dan pemberdayaan dana zakat, infak, sedekah, CSR, dan dana publik maupun privat lainnya,” katanya.
Ia melanjutkan program ini semata-mata ditujukan kepada penerima manfaat masyarakat miskin dan berpotensi stunting. Berlokasi di salah satu desa kantong kemiskinan, dan diharapkan mampu mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin serta melibatkan masyarakat/santri dalam menjalankan kegiatannya.
Program yang direncanakan akan diresmikan pada Kamis, 15 Mei 2025 ini akan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, di antaranya, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia Prof. Brian Yuliarto, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin dan Wakilnya, Putri Karlina. Serta turut juga hadir Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Barat dan Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kab. Garut dan jajarannya ke Lokasi Greenhouse Desa Karyasari, Kab Garut.
“Kehadiran tokoh-tokoh nasional dan daerah ini mencerminkan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengatasi persoalan stunting yang kompleks,” imbuh Mipi. Kerja sama dan dukungan banyak pihak sangat dibutuhkan agar model dan laboratorium ini berjalan dengan baik dalam jangka panjang, setidaknya di 10 tahun mendatang.
Sinta Nurhia Dewi, sebagai Ketua Program Rumah Amal Wilayah Garut, menyampaikan meski program ini memiliki fokus utama untuk membudidayakan nila, akan tetapi nila tidak dibagikan langsung ke masyarakat stunting. Hasil panen nila akan dijual ke pasar dan keuntungannya akan dikonversi menjadi paket makanan bergizi yang dibagikan kepada masyarakat yang berstatus stunting.
“Program ini dijalankan untuk mengawal anak-anak di Desa Karyasari mendapatkan asupan protein yang cukup untuk tumbuh kembang mereka. Selain itu, kami juga mendorong warga agar berpartisipasi dengan turut menjadi pemberdaya lahan yang dapat memiliki keterampilan baru dan meningkatkan pendapatan keluarga,” ujar Sinta.
Sejauh ini penerima manfaat ada 52 keluarga yang menerima nutrisi setiap minggu, melibatkan
12 santri dan masyarakat, serta edukasi gizi dari 68 tim kesehatan posyandu, mahasiswa, dan
Praktisi.
ITB Terus Berupaya Menjadi Kampus Berdampak Program “Peningkatan Akses Masyarakat Miskin terhadap Makanan Bergizi melalui Pengembangan Ekonomi Produktif dalam Pengentasan Stunting di Jawa Barat” merupakan kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB, Pondok Pesantren Mambaul Ulum, dan Rumah Amal Salman.
Dalam berbagai kesempatan, ITB selalu menjadi mitra utama dalam program kemanusiaan dan pengembangan masyarakat yang diinisiasi Rumah Amal Salman. Hal ini sebagai bentuk komitmen ITB untuk mengimplementasikan kontribusi kampus yang berdampak nyata bagi masyarakat. ***