Mengatasai Ketimpangan Pendapatan yang Melonjak

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Petani Baran Mundu

Ketimpangan pendapatan masyarakat perkotaan kian melebar dibandingkan dengan masyarakat pedesaan. Salah satu penyebabnya adalah ketimpangan akses pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar serta pertumbuhan kesejahteraan yang tidak merata. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat desa migrasi mencari nafkah di kota dengan bekerja di sektor informal. Akibatnya, kota mendapat limpahan penduduk dari kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

Masyarakat desa bermigrasi ke kota karena menganggap desa sudah tak lagi mampu menjadi sumber nafkah. Sementara banyak kebijakan di perkotaan yang tidak ramah terhadap sektor informal yang menjadi sumber kehidupan masyarakat miskin. Kini, jumlah penduduk kota bertambah pesat, jumlah petani berkurang, jumlah pengiriman TKI ke luar negeri meningkat. Angka kemiskinan bertambah disertai dengan kesenjangan pendapatan yang kian melebar.

Kenaikan harga pangan turut membantu kenaikan angka kemiskinan. Dengan kenaikan harga beras 10%, jumlah orang miskin di negeri ini akan bertambah 330.031 orang.

“Program pendayagunaan Zakat, Infak dan dana sosial lain yang dikelola LAZ Al Azhar bersama para mitra yang tergabung dalam Forum Indonesia Gemilang, membangun Indonesia dari desa, Bisa menjadi solusi mengatasi masalah tersebut dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa untuk dapat mengelola potensi desa, mewujudkan ketahanan pangan, dan menjadikan desa sebagai sumber nafkah yang berkelanjutan”, ujar Sigit Iko dalam keterangan pers nya.

Meningkatkan produktivitas petani, mewujudkan kemadirian petani dalam pengadaan pupuk dengan mendirikan Rumah Produksi Pupuk Organik, memberikan akses keuangan sesuai karakter komoditas, serta memberikan akses pasar dengan melibatkan petani dalam tata niaga komoditas pertanian melalui Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah serangkaian program komprehensif Desa Gemilang untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat desa.

Oleh sebab itu, Indonesia Gemilang menjadi bagian dari solusi dengan melakukan Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan berbasis partisipatory dan kearifan lokal di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan keagamaan.
Sejak diluncurkan Indonesia Gemilang oleh Bapak Jusuf Kalla pada 02 Maret 2013, kini Desa Gemilang telah mendampingi 31 desa dan 20 KSM-KUB di 11 propinsi se-Indonesia.

“Beragam capaian baik yang cepat maupun lambat tentu telah diraih, namun bukan sekedar capaian akan tetapi juga kami sangat konsen terhadap proses pemberdayaan ini. Dengan sepenuh hati kami berusaha memberikan yang terbaik demi tercapaiannya kemajuan masyarakat”, kata Sigit.

Usaha terus kami lakukan demi tercapainya target capaian program yakni :
1. Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat guna memperpanjang Usia Harapan Hidup
2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk dapat mengelola potensi diri dan lingkungannya
3. Hidup layak, memiliki kemampuan ekonomi yang memadai demi masa depan yang lebih baik,
4. Hidup sesuai perintah agama.

Maka untuk dapat mencapai tujuan tersebut hal yang utama kami lakukan adalah :
1. Menempatkan Da’i Sahabat masyarakat (Dasamas) sebagai fasilitator pendamping desa
2. Mendirikan Pusat Pengetahuan dan Interaksi Masyarakat Desa berbasis teknologi
3. Membuka Akses baik keuangan maupun pasar guna meningkatkan Nilai Tambah Rantai Pasok
5. Membangun sinergi, kemitraan berkelanjutan, dengan berbagai pihak, baik di tingkat lokal maupun nasional.

Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh mitra atas doa dan dukungannya. Tokoh Kunci dalam Pemberdayaan Desa ini adalah para Dai Sahabat Masyarakat (Dasamas), yang telah meninggalkan keluarganya, orang terkasihnya, berjuang dengan ikhlas membangun negeri tercinta. Kepada Para Dasamas dan para Kepala Desa, dan pengurus KSM-KUB sudah sepantasnya kita memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada mereka. Semoga Allah membalas kebaikan kita semua”, tutup Sigit Iko Sugondo Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar – Ketua Forum Indonesia Gemilang.