Forum Zakat – Pengelolaan zakat di masa Umar bin Abdul Aziz dikenal dengan kegemilangannya. Zakat pada masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz begitu meluaskan manfaat hingga banyak mengubah status masyarakat mustahik menjadi masyarakat muzakki. Keadaan negara yang penuh berkah itu tidak terlepas dari keshalihan serta peran kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah Bani Umayyah yang ditunjuk oleh khalifah sebelumnya, yakni Sulaiman bin Abdul Malik. Meskipun bukan dari sanak maupun keluarganya, Umar bin Abdul Aziz memiliki kepemimpinan yang bijak. Dalam praktik pengelolaan zakat, Umar bin Abdul Aziz senantiasa memberikan teladan terbaiknya yang menyerahkan seluruh hartanya ke baitul maal untuk dikelola.
Sebagai seorang khalifah sekaligus faqih, Umar bin Abdul Aziz mempunyai ijtihad, pemikiran, pandangan, dan pendapatnya dalam mengelola zakat lingkup negara. Dalam pengelolaan zakat, beliau juga senantiasa mengikuti Al-Qur’an, sunah Nabi SAW, dan atsar para sahabat. Kemudian melalui dakwah, sifat adil, ketakwaan, dan kejujuran Umar bin Abdul Aziz, masyarakat Islam menjadi patuh dan percaya untuk membayar zakat kepada negara secara langsung.
Lebih lengkapnya, mari simak pengelolaan zakat di masa Umar bin Abdul Aziz berikut ini.
1. Berpegah Teguh Pada Al-Qur’an & Hadits
Berpegang teguh pada Al-Qur’an dan hadits sudah menjadi hal utama bagi seorang Khalifah Umar bin Abdul Aziz. sebagai umaro’ atau pemimpin, Umar bin Abdul Aziz senantiasa mendiskusikan urusan negaranya kepada ulama. Termasuk dalam praktik memimpin dan pengelolaan zakat untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an dan sunah.
Sala satu yang menjadi panduan Umar bin Abdul Aziz dalam pengelolaan zakat adalah Surah At-Taubah ayat 60.
Terjemahan: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
2. Memperhatikan Kewajiban Zakat
Umar bin Abdul Aziz menjadi sosok teladan yang mampu mencontohkan moralitas dan amanah yang tinggi. Mulai dari kezuhudan, wara, sampai qanaah-nya, beliau mempraktikkan dengan menyerahkan seluruh harta kekayaan diri serta keluarganya yang tidak wajar kepada kaum muslimin melalui baitul mal.
Tidak berhenti pada teladan yang baik, Umar bin Abdul Aziz juga menyerukan kewajiban zakat. Dalam hal ini, beliau senantiasa tegas dan berhati-hati menyerukan kewajiban zakat bagi yang berhak untuk dikelola melalui baitul mal.
3. Pendistribusian Tepat & Cepat
Pendistribusian yang tepat sasaran dan cepat menjadi salah satu kunci keberhasilan pengelolaan zakat di masa Umar bin Abdul Aziz. Distribusi zakat diberikan kepada para mustahik tanpa terkecuali. Hal tersebut menjadi prinsip bagi cici Umar bin Khattab untuk terus menegakan kewajiban zakat sebagai upaya menghapus kesenjangan ekonomi umat.
4. Integrasi Manajemen Zakat
Sebagai seorang khalifah, Umar bin Abdul Aziz menjalankan pemerintahan dengan bijak sesuai tuntunan syariat. Dengan begitu, integrasi manajemen zakat mudah diterapkan. Pada masa itu, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengintegrasikan manajemen zakat dikelola oleh pemerintah yang memiliki pemahaman serta praktik amanah yang benar terhadap pengelolaan zakat.
5. Sumber Daya Manusia yang Baik
Zakat mampu meluaskan manfaat dan menumbuhkan ekonomi di masyarakat apabila Sumber Daya Manusianya baik. SDM yang dimaksud di sini adalah para amil sebagai pengelola zakat. SDM amil harus dibimbing untuk mengedepankan amanah, jujur, dan profesional. Kegemilangan pengelolaan zakat di masa Umar bin Abdul Aziz juga dilhat dari faktor SDM-nya.
Setelah mengungkap pengelolaan zakat masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kita dapat menyimpulkan bahwa zakat mampu membangun kesejahteraan negara. Utamanya dengan membina SDM dan sistem pengelolaan yang bersih, jujur, dan profesional. Sehingga pada masa itu, seluruh masyarakat muslim sudah menjadi muzakki.
Semoga dengan membaca, kita mampu istiqomah untuk terus melanjutkan praktik baik zakat di Indonesia. Tentu tidak mudah, tetapi OPZ di seluruh Indonesia dapat terus bersatu dan berkolaborasi untuk menebar banyak kebermanfaatan serta mensejahterakan umat.