Perjalanan Petani Madu Di Pandeglang Dari Mustahik Jadi Muzakki

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Kemanfaatan dari zakat yang disalurkan oleh masyarakat melalui lembaga zakat dirasakan oleh para petani madu asal Desa Ujungjaya, Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten. Eman Sulaiman, salah satu petani madu Desa Ujungjaya yang awalnya merupakana penerima zakat(mustahik), kini telah menunaikan zakat penghasilan di kantor Dompet Dhuafa di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan pada Rabu (30/3).

“Alhamdulillah, dulu kami diberi (bantuan) Dompet Dhuafa dalam pendampingan pemberdayaan madu hutan, setelah diberikan bantuan produksi madu semakin maju dan omzet terus meningkat. Berzakat menjadi bentuk rasa syukur kami atas rezeki yang kami terima,” ujar Eman.

Koperasi Hanjuang yang ia pimpin, yang juga tempat bernaung para petani madu di Desa Ujungjaya bermitra dengan Dompet Dhuafa melalui Perhimpunan Hanjuang Mahardika Nusantara (PHMN). Banyak kemajuan pesat yang dirasakan para petani madu yang menjadi penerima manfaat Dompet Dhuafa ini. Mulai dari fasilitas produksi yang semakin lengkap, dan sudah bisa menyesuaikan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Alhamdulillah, dari program kerjasama tersebut, Dompet Dhuafa memberikan support berupa penguatan koperasi PHMN, modal usaha dan alat-alat produksi pengolahan madu. Kami juga diajarkan teknik memanen madu yang benar, sehingga hasilnya juga berkualitas. Kami benar-benar sangat terbantu,” ungkap Eman.

Jika dahulu para petani madu, kesulitan dalam hal penjualan hasil panen. Para petani harus menjual dan memasarkan hasil panennya sendiri kepada masyarakat sekitar. Teknik memanennya yang dulu dipakai hanyalah teknik tidak ramah lingkungan, sehingga populasi lebah hutan terus menurun. Hadirnya program pendampingan para petani madu oleh Dompet Dhuafa, perlahan terjadi perbaikan bagi petani madu di Ujung Kulon. Berbagai teknik ramah lingkungan dan perbekalan ilmu pemasaran menjadi pengubah alur para petani madu.

Namun Setelah dibantu Dompet Dhuafa, kualitas madu lembaga PHMN semakin membaik. Hal tersebut membuat salah satu perusahaan kosmetik Internasional, tertarik untuk menjalin kerjasama. penjualan madu kini sebanyak 11.500 madu, yang omzet keuntungannya mencapai Rp 81 juta. Bersama anggota koperasi berjumlah 27 anggota, Kang Eman kini menyisihkan rezeki untuk berzakat yang terkumpul sejak November 2015 hingga Maret tahun ini.

Inilah kemanfaatan zakat. Dana zakat benar-benar memberdayakan Kang Eman beserta rekan-rekannya sesama petani madu. Sejak tiga tahun lalu mereka adalah penerima zakat (mustahik), dan kini menjadi pemberi zakat (muzaki). Jika Dana zakat dikelola dengan baik melalui program pemberdayaan, Insya Allah bisa membantu mengurangi angka kemiskinan di Indonesia. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai langkahnya dalam setiap usaha dan kerja kerasnya.