Sekolah Amil Disambut Baik Banyak Pihak

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Sekolah Amil Disambut Baik Banyak Pihak

Peluncuran  program Sekolah Amil Nasional yang digagas Forum Zakat (FOZ), disambut baik oleh banyak pihak. Kasubdit Pemberdayaan Lembaga Zakat Kementerian Agama RI, Dr. H. Juraidi Malkan, MA yang juga meresmikan Sekolah Amil Indonesia, mengatakan bahwa amil merupakan satu-satunya pekerjaan yang mendapat SK dari Allah SWT. Amil itu menurutnya juga harus berkelompok, harus berorganisasi, harus berlembaga. Sebab jika amil itu sendiri, jka terjadi kecurangan tidak akan terdeteksi. Lembaga zakat menjadi perantara antara mustahik dan muzaki.

“Jika zakat dikelola lembaga, maka kita akan tahu mana yang miskin. Ada orang miskin yang menjaga diri tidak meminta minta. Dan itu yang menjadi perhatian badan amil,” katanya. Itulah pentingnya lembaga dalam pengelolaan zakat.

Hal senada dikatakan oleh Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. Sekolah Amil Nasional menjadi sinyal bahwa zakat itu penting. Karena penting, ia menuturkan, maka zakat harus dikelola oleh orang-orang yang profesional.

Karena menurutnya selama ini, masih sedikit amil zakat profesional di Indonesia. Bahkan lembaga zakat menempatkan profesi amil bukan sebagai profesi yang profesional di masjid. Selain itu, banyak orang menganggap siapa pun bisa menjadi seorang amil, tanpa ada pelatihan dan latar belakang pendidikan khusus berkaitan dengan itu. “Karena itu, ketika ada Sekolah Amil Nasional, yakni sekolah zakat itu, menempatkan profesi amil itu pada posisi yang spesifik, khusus, sehingga levelnya meningkat,” tutur Dahnil menjelaskan.

Suara dari dari parlemen pun menaymbut baik ada Sekolah Amil tersebut, Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris berharap, Sekolah Amil Nasional bentukan Forum Zakat (FOZ) Nasional mampu melahirkan amil-amil profesional di seluruh Indonesia. “Harapan saya, sekolah ini menjadi kawah candradimuka lahirnya amil ataupun lembaga zakat yang profesional di seluruh Indonesia,” kata dia.

Ia juga menginginkan, sekolah tersebut tidak hanya menguatkan kapasitas amil ataupun lembaga zakat, tetapi juga mampu memberikan keahlian dalam aspek sosialisasi dan komunikasi. Alasannya, ia menjelaskan, rendahnya realisasi penghimpunan dengan potensi zakat salah satunya karena masih banyak publik belum memahami perihal zakat. Fahira juga meyakini, sudah saatnya amil diangkat sebagai pekerjaan yang profesional. Mengingat, besarnya potensi zakat di Indonesia. Kendati, tidak tahu secara pasti jumlah amil di Indonesia.

Menurut Ketua FOZ Nasional, Nur Efendi dalam program Sekolah Amil Indonesia tersebut, para peserta akan mendapatkan pembelajaran dan pemahaman soal kompetensi-kompetensi dasar sebagai amil. Termasuk mulai dari penghimpunan, pengelolaan, hingga pemberdayaan zakat. Rencananya, Sekolah Amil Nasional ini akan dimulai pada September mendatang di Kompleks Daarul Quran, Ciledug, Tangerang.