Oleh: Nur Efendi, CEO Rumah Zakat, Ketua Forum Zakat Nasional
Kali ini saya mendapat undangan dari salah satu mitra Rumah Zakat (RZ) untuk mengunjungi Papua. Sebuah perjalanan dinas yang memberikan kesan istimewa.
Mitra yang mengundang adalah Yayasan Masyarakat Muslim Indonesia PT. Freeport Indonesia (YMMFI). Diundang oleh komunitas muslim di YMMFI ini, ternyata berarti saya diberikan perlakuan istimewa layaknya pekerja di sana. Dimulai dengan dibookingkan pesawat milik perusahaan, yang fasilitasnya di atas rata-rata kelas ekonomi maskapai lokal.
Sampai di bandara tujuan, saya pun punya privilege untuk naik chopper khusus karyawan. Sebuah pengalaman istimewa untuk saya yang baru pertama kali naik helikopter. Selang beberapa waktu, penerbangan ini dibatalkan karena cuaca buruk. Meski demikian, para penumpang tetap disediakan transportasi khusus berupa bus.
Busnya pun istimewa. Body bus ini lain dari yang biasa, dengan jendela hanya di bagian atas dekat dengan atap. Hal ini berarti saya tak bisa melihat apa saja yang dilalui. Tak hanya itu, konon dindingnya pun terbuat dari bahan yang tahan peluru!
Satu hal yang pasti, medan jalan menuju lokasi tak mudah dilalui. Saya bisa rasakan goncangan kendaraan karena jalanan berbatu, track yang menanjak, dan nampak tinggi serta rimbunnya pohon di hutan melalui kaca di bagian atas. Hampir tiga jam saya berada di bus, hingga akhirnya sampai di meeting point untuk bertemu dengan guide selama di sana.
Ternyata cuaca buruk pun naik ke ketinggian sekira 1.800 meter dibawah permukaan laut tempat saya menginap. Hujan turun cukup deras, langit kelabu, disertai pula kabut. Menurut cerita kawan-kawan di sana, hujan sudah agenda harian yang malah menjadi momen yang membahagiakan. Kenapa? Karena hujan berarti suplai air yang bertambah untuk mencukupi kebutuhan proses produksi katanya.
Jadilah hari kedatangan saya ke tanah Papua itu dingin dan kelabu. Namun kehangatan segera menyapa saat waktu sholat berjamaah tiba. Masya Allah, ternyata jamaah sholat yang hadir hingga bershaf-shaf! Semakin malam, ternyata jamaah semakin banyak dan diskusi pun kian menghangat.
Rumah Zakat dan YMMFI menyepakati untuk bersinergi dalam pengelolaan dana-dana zakat, infak, shodaqoh, dan dana kemanusiaan lainnya. Potensi dana filantropi dari para karyawan Freeport ini luar biasa, yang bisa menjadi sumber daya untuk membangun kawasan timur Indonesia.
Hal ini pula lah yang menjadi landasan kebijakan bahwa keseluruhan dana terkumpul nantinya akan didistribusikan dengan komposisi istimewa. Senilai 60% dari total dana terhimpun akan didedikasikan untuk program-program pemberdayaan di tanah Papua. Lalu 30% selanjutnya dialokasikan untuk wilayah timur Indonesia lainnya. Sedangkan 10% akan didistribusikan di kawasan barat Indonesia.
Memperkuat Pilar Pembangunan
Spirit filantropi ini insya Allah menjadi langkah awal untuk membuktikan daya ungkit zakat untuk pembangunan masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, momen ini juga menjadi bukti bahwa dengan bersinergi kita bisa bergerak dan berbuat lebih banyak.
Harapannya sinergi antara organisasi sosial kemasyarakatan ini juga menjadi pilar yang mengokohkan proses pembangunan di kawasan timur Indonesia. Pemerintah, sektor swasta, media, dan organisasi sosial kemasyarakatan — yang diantaranya dielaborasi dengan sinergi RZ dan YMMFI ini — semoga menjadi pilar yang semakin kokoh untuk mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa.
Inisiatif sinergi zakat sudah mulai bergaung di Papua, semoga begitu juga di tempat asal Anda. Mari senantiasa bersinergi!