Oleh : Nana Sudiana, Direktur Pendayagunaan LAZNAS IZI & Ketua Bidang Jaringan dan Keanggotaan FOZ Nasional
Perjalanan hari terus bergerak tak henti. Detik berubah menjadi menit, lalu berubah menjadi jam, hari, pekan, bulan hingga kemudian menjadi genap sebagai tahun. Disepanjang perubahan ini usia kita pun berubah, bertambah satu demi satu menuju tahapan menua, bahkan mungkin renta. Inipun bila takdir belum mempertemukannya dengan moment sebuah kematian.
Bertambahnya usia, secara umum diiringi dengan penambahan penambahan ilmu pengetahuan dan wawasan. Namun, walau seseorang bertambah ilmu dan pengetahuannya, bahkan mungkin setiap harinya, ternyata sesungguhnya apa yang ia ketahui amat terbatas. Ada begitu banyak ilmu dan pengetahuan lainnya yang berada diluar kemampuan seseorang.
Masih demikian banyak hal di dunia ini yang tidak bisa diketahui dan bisa membuat bingung seorang manusia, walau ia telah dipandang berilmu oleh banyak orang. Kebingungan yang muncul belum tentu karena sebab-sebab yang besar dan substansial, bahkan sejumlah peristiwa sehari-hari pun kita masih suka bingung.
Dalam situasi yang membingungkan, apa yang terlihat dihadapan kita seakan nyata, belum tentu sebenarnya nyata dan seperti apa adanya. Sebaliknya sesuatu yang tak terlihat mata kita, belum tentu hakikatnya tiada.
Demikian juga dengan sejumlah peristiwa yang terjadi disekitar kita, situasinya kadang serba tak jelas, berbalik-balik, samar-samar hingga tak jelas ujungnya. Sebuah peristiwa kadang tak lagi hitam putih warnanya. Yang terlihat benar, bisa jadi salah dan sebaliknya, yang terlihat salah malah diyakini benar.
Teman-teman, saudara dan entah siapapun yang terlhat baik adanya, belum tentu hakikatnya ia baik sebagaimana tampaknya. Sebaliknya, seseorang atau entah siapa yang tampak biasa, bisa jadi ia lebih baik dari kita.
Tetaplah Terjaga
Kita tidak tahu berapa lama usia kita. Kita juga tak tahu apakah dalam hidup kita selamanya akan terus bahagia, atau ada duka diantara bahagia yang kita lewati.
Masa depan kehidupan kita sesungguhnya adalah sebuah rahasia. Yang hari ini terlihat indah oleh mata kita, belum tentu sesuai untuk kita. Yang hari ini terlihat pahit dan sulit, bisa jadi ia adalah obat agar kita tetap sehat dan terjaga dalam menjalani kehidupan kita.
Petuah bijak dari Jawa mengatakan selalu “Eling lan waspada”, karena hakikatnya kehidupan laksana “Mampir Ngombe” (Mampir minum) yang hakikatnya semua serba sementara dan fana.
Dalam bergeraknya hari, umur kita mungkin terus bertambah jumlahnya. Perjalanan dari masa anak-anak menjadi dewasa akan terus bergerak menjadi tua, bahkan mungkin memasuki fase renta.
Sayangnya, semakin tua usia kita, tetap tak ada jaminan kita akan hidup bahagia. Jangankan yang tua, yang terlihat secara fisik tampak kaya saja, hidupnya belum tentu bahagia. Sebaliknya, yang tampak terlihat miskin hidupnya belum tentu ia sengsara.
Kebahagiaan manusia itu tidak ada hubungan nya dengan harta benda, pangkat & jabatan, karena kebahagiaan ukurannya bukan pada fisik dan apa-apa yang tampak dihadapan mata. Kebahagiaan sesungguhnya bersemayam di kedalaman hati. Ia tumbuh alamiah dan tak bisa dimanipulasi dengan yang fana.
Untuk bahagia, seseorang tak harus menjadi kaya atau harus miskin. Kebahagiaan milik siapapun, ia tak bersekat dengan urusan materi.
Bagi seorang muslim, ukuran bahagia ternyata sederhana karena Allah SWT telah menetapkan kebahagiaan, kemuliaan dan kesuksesan setiap manusia hanya dalam iman dan amal sholeh secara sempurna.
“Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik” (QS. Ar Ra’d (13):29).
Nah, di sisa umur kita yang terus menua, mari kita pastikan agar hati ini tetap tenang dan terjaga. Kita juga saat yang sama harus tetap terjaga dan siap siaga, karena sepanjang sisa umur yang ada, sepanjang helaan nafas yang kita miliki hari ini, masih ada potensi salah dan lupa pada diri kita. Masih ada kemungkinan kita bisa bahagia atau malah celaka karena mungkin lalai atau lupa.
Mari kita terus terjaga di setiap desah nafas kehidupan kita untuk terus berdo’a dan meminta pada All meminta pada Allah agar kita dijaga-Nya dari urusan dunia yang bisa melenakan dan membuat kita lupa.
Mari bermohon pada-Nya, agar Allah selalu menjaga kita, menjaga mata, telinga dan hati dari segala tipu daya dunia. Menjaga agar tak terseret urusan-urusan yang fana, sehingga melupakan keabadian syurga.
Aamiiin.