Forumzakat – Anggota Forum Zakat, Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) menggelar seminar nasional bertajuk Potensi dan Tantangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia dalam memberi solusi pemberdayaan umat di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya, Sabtu (7/3/2020). Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan peserta dari perusahaan, lembaga pendidikan, pengurus masjid dan akademisi dari Jawa Timur dan Luar Jawa.
Ketua Badan Wakaf Indonesia, Prof. Mohammad Nuh mengatakan, untuk menjadi yang terbaik maka selain menunaikan kewajiban zakat juga melakukan wakaf. “Zakat itu wajib, orang yg menjalankan kewajiban, itu adalah orang yang baik, tetapi menjadi yang terbaik jangan melupakan wakaf,” kata pria yang juga sebagai Anggota Pembina YDSF.
“Karena dua-duanya saling melengkapi antara operasional ekspenite (opeks) dan kapital ekspenite (kapeks) antara zakat dan wakaf,” imbuhnya.
Staff ahli YDSF bagian Wakaf, Jauhari Sani menjelaskan, selain edukasi kepada masyarakat tentang potensi wakaf, seperti makam, madrasah, masjid, ada hal lain yang dapat digerakkan oleh wakaf tersebut.
“Kami mengundang 3 pihak, dari akademisi, praktisi dan regulator, nanti saling melengkapi, praktisi yang sudah melakukan seperti gontor dan muhammadiyah selama 100 tahun,” ujarnya.
“Kemudian dari regulator pemerintah bagaimana aturan mainnya, disisi kajian kajian akedemisi, dari fikihnya, dr ekonominya, sehingga ini dapat menjadi referensi,” tambahnya.
Peserta yang hadir tampak fokus dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh beberapa narasumber selama seminar berlangsung. CEO Lawang Agung, Yasir Alim mengatakan, seminar tersebut memberikan pemahaman perbedaan antara Infak dan Wakaf.
“Selain zakat, kami baru sadar ketika saya berinfak pahala langsung saya dapatkan sekarang saya sadar kalau justru wakaf ini pahala dan manfaat tetap saya terima,” kata Yasir.
“Sebelumnya saya punya target infaq dalam setahun, sekarang saya punya pikiran untuk wakaf agar meskipun nanti meninggal pahala akan terus didapat,” pungkasnya. (*)