Berdasarkan data Balitbang Depdiknas (2008) menyatakan bahwa dari 146.052 Sekolah Dasar (SD) di Indonesia ternyata hanya 8 sekolah yang mendapatkan pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP). Hal ini menunjukkan masih rendahnya kualitas SD di Indonesia dan juga guru SD di Indonesia dinyatakan belum layak mengajar. Terlihat juga dari presentase guru SD menurut kelayakan mengajar dalam tahun 2007-2008, hanya mencapai 21,07 persen (negeri) dan 28,94 persen (swasta).
Ditambah data pusat ujian online Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (Badan PSDMPK PMP) tahun 2013 menyatakan bahwa nilai rata-rata hasil UKG nasional guru SD adalah 48,74.
Karena itu, YDSF juga memperhatikan dan berusaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa Indonesia, dengan Wisuda Diklat Guru SD (DGSD) S1+ yang diadakan tiap tahunnya. Hingga kini total alumni DGSD ini tercatat 357 alumni yang tersebar di 38 kota/kabupaten di Indonesia.
Tahun ini, sekitar 39 lulusan yang akan diresmikan sebagai tanda wisuda diklat yang dilaksanakan setahun full ini. Wisuda DGSD S1+ Angkatan X dilaksanakan di Kantor PWNU Jatim, di Jalan Masjid Al-Akbar Surabaya, Sabtu (30/7) lalu. Bekerjasama dengan Kualitas Pendidikan Indonesia (KPI), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) dan LP Ma’arif Lamongan.
program DGSD S1+ ini merupakan program pendayagunaan YDSF Surabaya yang bekerja sama dengan Yayasan Kualita Pendidikan Indonesia (KPI) serta UNESA dan juga LP Ma’arif Lamongan. Diklat ini bertujuan menanamkan empat kompetensi dasar bagi calon guru dan guru yang sudah sarjana. Di antaranya kompetensi mendidik, membelajarkan, berkembang dan berdakwah. Selain itu, mereka juga dibekali dengan keterampilan untuk membuat karya tulis dan terampil berinovasi media pembelajaran.