Amil Zakat Juga Harus Sejahtera

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Makin besarnya kepercayaan masyarakat kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam menyalurkan zakatnya, membuat LAZ harus semakin bisa membuktikan dirinya sebagai lembaga yang kredibel dan profesional dalam pengelolaannya. Karena itulah Forum Zakat (FOZ) menggagas acara HRD LAZ Forum pada tanggal 29-30 Januari 2019 di Banten, acara tersebut merupakan ajang penguatan dan profesionalisme amil zakat.

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Luluk Mahfudah dari Lembaga Sertifikasi Profesi Keuangan Syariah (LSP-KS), dan Karman yang merupakan trainer dengan pengalaman 18 Tahun mengelola HRD di Astra Internasional serta menjadi konsultan di 9 BUMD di Jawa Barat.

Ketua Forum Zakat Bambang Suherman dalam sambutannya mengatakan bahwa, kompetensi amil merupakan hal yang tidak bisa ditawar lagi dalam era keterbukaan ini. “Di era milenial dan digital ini, setiap orang semakin mudah dalam berpartisipasi dalam setiap kebaikan di masyarakat, karena itu dibutuhkan para amil zakat, untuk meramu semua kebaikan itu menjadi potensi zakat yang bisa dioptimalkan untuk pengentasan kemiskinan,” tambahnya.

Dalam penyampaiannya, Luluk dari LSP-KS menyampaikan bahwa permasalahan pengumpulan ZIS di Indonesia adalah lemahnya kesadaran masyarakat untuk ber,akat ke lembaga resmi. Karwna itu dibutuhkan sosialisasi dan penguatan fungsi serta tata kelola lembaga, termasuk amil zakat dengan kemampuan dan kapasitas yang kredibel dalam dunia zakat, untuk itulah di dibutuhkan kompetensi amil, yang saat ini juga sedang diperjuangkan oleh FOZ untuk dapat diakui oleh negara.

Sementara itu, karman dalam paparannya membuka cara pandang para peserta yang merupakan HDR dari berbagai lembaga. Karman menceritakan pengalamannya 18 tahun mengatur ribuan karyawan Astra Internasional agar optimal dalam pekerjaannya, serta bagaimana menjaga hubungan baik dengan antar karyawan dari direktur sampai dengan staff.

Antusiasme peserta dalam pengikuti acara tersebut terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan yang diajukan terkait HRD, karena harus diakui bahwa pengelolaan HRD di LAZ yang merupakan lembaga sosial, jauh berbeda dengan di perusahaan yang memang orientasinya hanya profit.

Pasca acara tersebut, para peserta berharap agar diadakan kembali FGD yang lebih intensif dan mendalam, bagaimana mengkolaborasikan pengelolaan HRD di LAS dengan pengelolaan di perusahaan profit. Sehingga para amil zakat bisa bekerja lebih fokus dan lebih terjamin kesejahteraannya.