Bantuan Beasiswa Dhuafa untuk Yatim Piatu Pencari Keong di Yogyakarta

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

Forumzakat – Anggota Forum Zakat, yakni Rumah Yatim Cabang Yogyakarta menyalurkan bantuan pendidikan melalui program Beasiswa Dhuafa. Bantuan berupa uang saku sekolah dan tunjangan makan diberikan kepada Muhammad Wahyudan, anak yatim piatu yang tinggal di kawasan Mertosanan, Pototorono, Banguntapan, Bantul.

Sejak usia 3 bulan, Wahyudan yang saat ini berumur 12 tahun sudah kehilangan sang Ibu yang meninggal tanpa sebab. Akhirnya, Wahyudan pun dititipkan ayahnya ke panti asuhan karena tak mampu merawatnya seorang diri.

Nahas, tak lama, tepatnya 55 hari atau kurang dari dua bulan selepas kepergian Ibunya, Wahyudan harus kehilangan sang Ayah, satu-satunya orang tua yang dimilikinya. Ayahnya meninggal karena terjatuh saat menjenguk Wahyudan di panti asuhan.

“Sewaktu Ayahnya menjenguk di panti asuhan terjatuh dari tangga. Sempat mendapatkan pertolongan, sebelum akhirnya meninggal dunia,” kata Relawan Rumah Yatim Cabang Yogyakarta, Caruti Fuji, Jumat (28/11/2020).

Sejak saat itu, terang Fuji, Wahyudan diasuh panti asuhan secara utuh. Terkadang, kakek dan neneknya juga datang ke panti asuhan untuk menjenguk Wahyudin.

“Kurang lebih 6 tahun Wahyudin tinggal di panti asuhan hingga akhirnya kakek dan nenek membawa keluar dari panti asuhan, untuk tinggal bersama,” tuturnya.

Diungkapkan Fuji, sejak kecil Wahyudin telah menjalani terapi kesehatan karena didiagnosa mengalami keterbelakangan mental. Persoalan tersebut membuatnya tampak berbeda dari anak-anak seusianya. Kini, ia duduk di bangku kelas 4 di SLB Tunas Bakti.

“Setiap hari Wahyudan berangkat sekolah diantar kakaknya dengan sepeda menempuh jaak kurang lebih 3 KM. Kakaknya juga mengalami hal sama dengan Yudan, dan sekolah di tempat sama,” ungkapnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Wahyudan mengandalkan jerih payah sang nenek yang berjualan gerabah di pasar. Sedangkan kakeknya juga bekerja sebagai tukang bangunan dengan penghasilan tak menentu.

“Namun selama ada pandemi ini kakek tidak bekerja, dan hanya mencari keong di sawah milik orang,” tandasnya. (*)