IZS 2018 Diharap Lahirkan Metode Penghimpunan Zakat Baru

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp
Hampir semua kanal yang tersedia hari ini sudah diisi oleh pegiat zakat. Tapi kita masih memiliki tantangan besar. Hal itu disampaikan Bambang Suherman, Ketua Umum Forum Zakat Nasional dalam pembukaan Indonesia Zakat Summit (IZS) 2018, Hotel Horison, Bandung, (20/12/2018).
Menurutnya, tantangan besar untuk memiliki amil zakat yang mempunyai kompetensi di  bidangnyab sehingga geliat zakat di Indonesia makin bergairah. Selain itu, lanjutnya,  tantangan besar lainnya adalah meningkatkan penghimpunan yang sampai hari  ini masih jauh dari  potensi zakat.
Dilanjutkan zakat diharapkan dapat  membantu menyelesaikan masalah bangsa dan  mencapai SDGs yang diharapkan. ” Keberhasilan itu dapat terjadi kalau semua pihak turut membesarkan gerakan zakat, ” ujarnya.
Selain itu Bambang mengharapkan,  di tahun 2019 ini lahir metode- metode baru dalam penghimpunan dan pemberdayaan zakat dari forum ini.
Sementara itu Direktur Zakat dan Wakaf Kemenag RI, Fuad Nasar dalam sambutannya di Indonesia Zakat Summit (IZS) 2018, (20/12), juga menjelaskan Indonesia menjadi barometer pergerakan zakat di dunia dilihat dari banyaknya jumlah dari lembaga ZISWAF yang sudah diizinkan pemerintah untuk beroperasional. ” Jumlah LAZ di Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan negara lain, ” ujar Fuad.
Direktur Utama Badan Amil Zakat Nasional  Arifim Purwakanata mengatakan, support pemerintah bukan hal yang remeh. Kunci dari suksesnya gerakan zakat nasional adalah keaktifan regulator dan pegiat zakat.

 Karena itu gerakan zakat  yang salah satunya  bisa membantu untuk memecahkan masalah ini, ” jelasnya.
Dilanjutkan Arifin, gerakan zakat Indonesia bisa menjadi motor gerakan zakat dunia.“Kalau dilihat dari  hasil pertemuan Forum Zakat Dunia di Melaka beberapa waktu lalu, sangat  terlhat hal itu, Indonesia sangat menonjol, ” pungkas Arifin.