Semarang – Karena produk dari lembaga zakat perilaku atau perbuatan amil zakat tersebut, maka dalam pengelolaannya yang ditawarkan adalah kepercayaan. Karena itu profesionalitas bagi amil zakat menjadi sangat penting. Hal itu dikatakan Slamat Surachmat, Manajer Operasional LAZIS Baiturrahman yang juga sekretaris jenderal Forum Zakat Jawa Tengah.
Hal itu dikatakannya saat memberi materi dalam Pendidikan dan Latihan (Diklat) Kaderisasi Amil Zakat yang digelar Pengurus Wilayah LAZISNU Jawa Tengah di kantor PWNU Jateng, Jalan Dr Cipto Mangunkusumo 180 Semarang, akhir pekan (14/2) kemarin.
“Amil adalah mujahid. Maka satu-satunya cara menjadi amil yang baik adalah punya modal jiwa amanah, bisa dipercaya,” tuturnya. Ia pun mengutip sebuah hadits Rasulullah dari Imam Ahmad, “Sebaik-baik profesi adalah amil, jika dia ikhlas”. Serta hadits dari Imam Thabrani, “Amil yang bekerja lalu dia mengambil dan memberi dengan benar adalah seperti mujahid di jalan Allah sampai ia pulang kepada keluarganya”.
Dalam kesempatan yang sama Ketua LAZISNU Jateng H Muhammad Mahsun mengajak peserta untuk serius bergiat di LAZISNU sebagai jalan untuk mengbdikan diri kepada masyarakat. “Mari kita serius bekerja untuk umat melalui LAZISNU ini. Jadikan ini profesi pilihan dalam karir pengabdian Anda kepada Allah karena zakat itu rukun Islam perintahnya datang langsung dari Allah,” tuturnya.
Sekretaris Pengurus Pusat LAZISNU Adna Khoirotul A’yun menekankan perlunya membangun sistem akuntansi yang bagus dengan prinsip keterbukaan. Dengan laporan keuangan yang transparan, kata dia, LAZISNU akan dipercaya masyarakat.
“Sebuah lembaga amil zakat mutlak harus menerapkan manajemen terbuka. Laporan keuangannya harus bisa diakses siapa saja, kapan saja, dari mana saja,” jelasnya dalam pelatihan bagi kader amil zakat profesional ini.