Forum Zakat Serahkan Laporan Penanganan Bencana Erupsi Semeru Kepada Bupati Lumajang

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

[kc_row use_container=”yes” force=”no” column_align=”middle” video_mute=”no” _id=”30321″][kc_column width=”12/12″ video_mute=”no” _id=”102154″][kc_column_text]

Forumzakat – Forum Zakat Wilayah Jawa Timur melakukan pertemuan dengan Bupati Lumajang, Atok Hasan Sanusi (Cak Thoriq), Rabu (15/12/2021). Pertemuan tersebut dalam rangka menyerahkan laporan penanganan dan penyaluran bantuan dari anggota FOZ serta pembahasan rencana rehabilitasi masyarakat terdampak erupsi gunung Semeru.

Ketua FOZ Jawa Timur Kholaf Khibatulloh menyampaikan, ada 63 OPZ anggota Forum Zakat telah ikut merespon bencana erupsi gunung Semeru di Lumajang. Sementara total dana yang disalurkan mencapai Rp 2.638.823.100.

Bupati menyampaikan terima kasih kepada Forum Zakat dan lembaga pengelola zakat yang turut membantu masyarakat terdampak erupsi gunung Semeru di Lumajang.

“Terima kasih, FOZ ini aksi nyatanya di Lumajang betul-betul terlihat, banyak program bermanfaat dari seluruh lembaga zakat. Saya refleksi dari sekian bencana ke bencana, pokoknya begitu bencana itu, yang bener anggaran itu ya ke organisasi pengelola zakat,” tuturnya.

Dia juga berkomitmen untuk memastikan bahwa dana yang terhimpun akan digunakan untuk relokasi masyarakat terdampak. Terutama masyarakat yang membutuhkan rumah hunian sementara, akses air, jalan lebar, fasilitas umum, tempat ibadah, termasuk sekolah. Sedangkan operasional dan konsumsi masyarakat terdampak saat ini menggunakan anggaran yang dari APBD.

Pada kesempatan tersebut, Cak Thoriq menekankan pentingnya kolaborasi dalam program recovery dan rehabilitasi masyarakat terdampak erupsi Semeru. Apalagi saat ini pihaknya sedang menyiapkan kawasan terintegrasi untuk relokasi warga.

Tercatat ada 2.960 lebih rumah yang harus dibangun. Pihaknya juga sudah mendapatkan lahan sekitar 84 hektare dari Perhutani. Lahan tersebut rencananya akan digunakan untuk hunian warga.

“Jadi begitu nanti direlokasi, saya ingin kawasan ini ditata sejak awal. Mulai dari tata ruang kampungnya yang bersih, asri, rapi, masing-masing rumah punya halaman yang rapi. Masyarakat tinggal dalam satu kawasan yang terintegrasi,” jelasnya.

Selanjutnya, dia ingin jalan di kawasan tersebut menggunakan paving block yang dibuat oleh masyarakat. “Kita siapkan modal untuk usaha paving block kepada mereka, terus produknya digunakan untuk jalan mereka,” tuturnya.

“Beda kalau kita beli paving blcoknya lalu dikasih ke mereka, itu tidak ada pemberdayaan ekonomi. Kita mau muter perekonomiannya. Gapapa mereka capek sehari tapi mereka dapat uang dari capeknya,” sambung dia.

Lebih lanjut, Cak Thoriq menginginkan kawasan baru tersebut nantinya menjadi sentra ekonomi baru. Karena itu, dia ingin membangun kandang terpadu sapi perah sebagai sumber ekonomi masyarakat.

“Di Sumber Mujur itu kawasannya agak dingin, di pertengahan kawasan hutan. Tinggal bagaimana kemitraan dengan industrinya. Jadi sapi perahnya dibantu supaya dalam waktu dekat bisa berproduksi, dan itu jadi income ekonomi hariannya,” jelasnya.

Cak Thoriq menilai, jika hal ini dikelola dengan bagus, kawasannya rapi, bersih, ada CCTV pengamanannya, maka bisa menjadi desa percontohan pasca bencana.

“Kenapa gak sekalian diurus hingga pada kawasan yang betul-betul tertata rapi? Misalnya, kalau satu dua kelompok diintervensi oleh satu lembaga zakat. Kemudian ada lagi diintervensi oleh beberapa lembaga zakat lain. Ini ya harus kroyokan, karena kalau sendiri-sendiri pasti berat,” ungkapnya.

Menurutnya, dana penanganan bencana jika tidak dikelola dengan baik, maka setelahnya hanya jadi ingatan saja, tidak ada legacy (warisan). “Nah, legacynya nanti adalah pemukiman yang tertata rapi, by design, perputaran ekonominya jalan, nyata masyarakat pindah itu lebih makmur, lebih sejahtera. Itulah kira-kira,” tutupnya.

Hal ini diaminkan oleh Ketua FOZ Jawa Timur Kholaf Khibatulloh, “Anggota Forum Zakat Jawa Timur khususnya siap terlibat hingga di tahap recovery,” kata dia.

Perkembangan Erupsi Gunung Semeru

Pada kesempatan lain, Petugas Posko Induk BPBD Lapangan Candipuro, Henda mengatakan perkembangan erupsi gunung Semeru sampai saat ini, tim SAR gabungan hingga kemarin masih melakukan pencarian. Pasalnya diperkirakan ada sekitar 40 orang yang masih belum ditemukan.

“Kemudian akses jalan menuju Malang terputus. Sebelum Gladak Perak, di dusun Kamarkajang, Desa Sumber Wulu, Kecamatan Candipuro itu akses jalannya juga putus karena aliran lahar naik sampai mengalir di jalan raya penghubung Lumajang-Malang,” tuturnya.

Jika tidak sampai selesai dikeruk, aliran laharnya akan berdampak lebih parah, dan bisa melebar ke wilayah Sumber Wulu hingga ke Candipuro.

Sedangkan untuk potensi bencana susulan, menurutnya adalah dari erupsi sekunder seperti lahar dingin.

“Hari ini saja, hujan dengan intensitas yang sedang, aliran lahar dingin cukup membahayakan. Karena untuk jalan lahar masih dangkal dan berpontensi untuk naik ke daerah Kamarkajang hingga ke Sumber Wulu. Tim SAR gabungan bersama TNI dan Polri berupaya membuat tanggul darurat untuk mengantisipasi luberan lahar dingin yang lebih luas,” pungkasnya. (*)

[/kc_column_text][/kc_column][/kc_row]