LAZ Al Azhar yang konsen pada pemberdayaan masyarakat, terus mengembangkan program Indonesia Gemilang di desa terpencil seluruh indonesia. Dengan program ini pemberdayaan masyarakat desa lebih terorganisir, terintegrasi dan sustain di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan keagamaan.
Khusus peningkatan ekonomi desa, LAZ Al Azhar berfokus pada potensi besar pertanian di desa. Bahkan di setiap kelembagaan lokal SAUNG ILMU memiliki demplot Dapur Hidup di halamannya. Selain itu, setiap DASAMAS (pendamping masyarakat di Desa Gemilang) juga harus memiliki kemampuan dan pengetahuan dasar pertanian.
Para petani binaan dikumpulkan dalam Kelompok Petani SEJATI, singkatan dari Sejahtera, Terampil dan Inovatif. Pertanian yang diusung LAZ Al Azhar adalah pertanian yang ramah lingkungan dan mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia dalam pertanian. Oleh sebab itu, LAZ Al Azhar mendorong masyarakat untuk melakukan pertanian organik. Dan untuk mendorong hal tersebut, LAZ Al Azhar terus mendampingi para petani dalam meningkatkan pengetahuan, pelatihan pertanian organik, bantuan pembuatan RUMAH RABUK dari kotoran hewan, pengadaan obat-obatan organik, lumbung padi, bahkan serius bersinergi dengan ilmuan dan akademisi untuk meningkatkan kesuburan tanah pertanian. Karena dengan tanah yang subur biaya pertanian akan turun, pemakaian pupuk akan dapat diminimalisir, dan hasil panen akan dapat meningkat bahkan berlimpah. Sehingga kesejahteran keluarga para petani akan semakin baik.
Keseriusan LAZ Al Azhar dalam memperhatikan kesuburan tanah pertanian ini diwujudkan dengan melakukan kerja sama dengan Dr. Agus Kuncaka, DEA, staf pengajar Jurusan Kimia FMIPA UGM yang mengembangkan terobosan baru yaitu membuat pupuk berbahan biochar atau arang hasil proses piroliss biomassa yang mengandung senyawa paramagnetik dan dapat menyerap protein. Kandungan biochar pada pupuk yang diberi nama Slow Release Organic Paramagnetic (SROP) ini tidak hanya mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Lebih dari itu, biochar mampu menyerap karbon di udara.
Hal ini telah dibuktikan oleh para petani di Majasem, Pakahan, Kec. Jogonalan, Klaten yang melakukan penanaman hortikultura dilahan kritis bekas galian bata. Namun dengan diawali dengan penaburan SROP, hasil pertaniannya lebih baik dari lahan biasa tanpa SROP. Tanaman mentimun, pare dan cabai lebih besar dan lebat, hasilnya pun melimpah. Padahal tanah humusnya telah diangkat dengan kedalaman minimal 1 meter.
Untuk menyebarluaskan penggunaan SROP di pertanian, pada hari Selasa 09 Agustus 2016 lalu LAZ Al Azhar mengundang langsung secara khusus penemu SROP untuk memberikan spirit dan pengetahuannya di hadapan 3 kelompok tani SEJATI di Griya Iqro Jemawan, Kalten. 70 petani yang hadir saat itu sangat antusias mendapatkan ilmu pengolahan tanah dari pakarnya langsung. Bahkan Dr. Agus Kuncaka, DEA dan timnya sangat terkesima dengan antusiasme petani SEJATI dalam berinteraksi dengan beliau dari pagi hingga petang. Acara tersebut juga dilanjutkan pada Sabtu, 03 September 2016 dengan mengajak Petani SEJATI untuk Praktikum Lapangan Aplikatif di lahan pertanian milik Bapak Sudarman di Kalasan, Sleman yang menerapkan pertanian berbasis SROP.
Kedepan, LAZNAS AL-Azhar bekerja sama dengan YKPU (Yayasan Klaten Peduli Ummat) mendampingi Para Petani SEJATI selama 1 tahun penuh dengan membantu Pengadaan SROP dalam proses pengolahan lahan. SROP dan peralatan pertanian akan diberikan secara cuma cuma hingga panen tahap awal dan akan diberikan subsidi pada tahap berikutnya. Selain itu, akan dibentuk lumbung kelompok tani untuk menampung hasil pertanian serta melakukan akad salam dan dana tabarru’ (dana sosial) dalam pembiayaan pertanian. Diharapkan dengan program ini, Para petani dapat meningkatkan penghasilannya, mendapatkan permodalan awal serta dapat jaminan sosial jika terjadi hal yang tidak diinginkan