Site Plan Relokasi Rancangan ITB dan UIN Malang Siap Digunakan untuk Korban Erupsi Semeru

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

forumzakat – Gunung Semeru mengalami erupsi pada Sabtu (4/12/2021). Musibah ini meninggalkan banyak korban termasuk kerugikan materil yang tidak sedikit. Ada sekitar 3000 keluarga yang harus direlokasi pemukimannya.

Sementara untuk menyiapkan pemukiman yang baru perlu dilakukan perencanaan yang matang dan sesuai kaidah keilmuan. Oleh karenanya, dalam perencanaan kawasan relokasi diperlukan site plan (rencana tapak) untuk menggambarkan detail terkait batasan lahan, penempatan bangunan hunian masyarakat, fasilitas umum, serta konsep tata ruang yang akan diterapkan.

Kebutuhan relokasi ini sebelumnya juga disampaikan oleh Bupati Lumajang, Thoriq Haq, sebab jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan akan timbul permasalahan-permasalahan yang ada di daerah pengungsian.

“Dengan percepatan relokasi ini, mereka bisa hidup kembali dengan anak-anak dan suami atau istrinya, serta ketenangannya juga pasti berbeda,” ujar Thoriq Haq sebagaimana dilansir pada situs resmi Kabupaten Lumajang, Rabu (29/12/21).

Sebagai bentuk respons atas kebutuhan relokasi tersebut, LAZ Rumah Amal Salman bersama Tim SAPPK ITB dan Arsitek UIN Malang mengadakan audiensi bersama Bupati Lumajang. Dalam audiensi tersebut Rumah Amal Salman dan tim ahli menyampaikan presentasi usulan site plan relokasi untuk warga terdampak. Rencananya, site plan relokasi akan diterapkan di  dua lokasi yaitu Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro dan Desa Oro – Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo.

Dari hasil audiensi tersebut, site plan yang telah disusun akan segera dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Lumajang. Penggarapan relokasi akan dilakukan secara bertahap. Desa Sumbermujur menjadi lahan pertama yang akan direlokasi. Pada kawasan relokasi tersebut akan dibangun hunian sementara (huntara), fasilitas pendidikan, tempat ibadah, sarana olahraga, dan pasar.

Tidak hanya itu, bahkan site plan relokasi ini juga mempertimbangkan ekosistem lingkungan hijau, seperti adanya area drainase, sarana toilet, termasuk penerangan jalan. Sehingga masyarakat bisa hidup tenang dan nyaman. Sedikitnya relokasi ini akan menyelamatkan ribuan keluarga yang terdampak.

Di sisi lain, Rumah Amal Salman sebagai lembaga mitra menyampaikan bencana yang menimpa Indonesia di akhir tahun memang bisa menjadi sebuah peringatan ataupun teguran bagi kita semua. Dalam kondisi seperti ini, kita tidak bisa hanya menyerahkan segala urusan kepada pemerintah. Kita semua perlu bergerak bersama untuk menanggulangi isu ini.

“Sudah saatnya Rumah Amal Salman memberikan bantuan aksi respon bencana dalam hal strategis, berdampak jangka panjang, dan dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang,” kata Direktur Rumah Amal Salman, Muhammad Kamal Muzakki. (*)