Vent-I, Hilirisasi Inovasi di Tengah Pandemi

Share on facebook
Share on twitter
Share on whatsapp

ForumzakatMelalui kolaborasi PT Rekacipta Inovasi ITB bersama Konsorsium dan PT PHC Indonesia, hari ini telah diluncurkan produk Continuous Positive Airways Pressure (CPAP) Ventilator Vent-I terbaru yang diberi nama Vent-I Essential 3.5. Produk ini merupakan varian terbaru dari Vent-I, yang memiliki kualitas tinggi dengan standar internasional.

Ventilator CPAP Vent-I merupakan alat medis karya anak bangsa yang di desain untuk meningkatkan saturasi oksigen pada pasien Covid-19 yang berada pada fase 2, dimana pasien masih bisa bernafas sendiri meskipun saturasi oksigennya rendah.

Pada Vent-I Essential 3.5 ini, para peneliti Institut Teknologi Bandung (ITB), di bantu oleh para tenaga ahli di PT PHC Indonesia, berhasil menyempurnakan desain, material, dan kualitas komponen yang digunakan.

Hilirisasi Inovasi

Vent-I merupakan bentuk nyata dari perjalanan hilirisasi Inovasi yang melibatkan hampir semua elemen yang mestinya terlibat. Baik Peneliti, Institusi Pendidikan, Lembaga Masyarakat, Pemerintah, Donatur, Produsen, Distributor, Media dan Masyarakat itu sendiri. Proses hilirisasi ini terjadi begitu cepat dan padu dalam kondisi pandemi.

“Proses hilirisasi produk Vent-I terjadi begitu cepat dan padu dalam kondisi pandemi ini. Seluruh pihak memiliki kontribusinya masing-masing yang bermuara pada pengembangan produk, penetrasi market dan utilisasi alat pada pasien. Banyak sekali pihak yang terlibat. Pengalaman ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua dalam komersialisasi kekayaan intelektual suatu bangsa,” ujar Direktur PT Rekacipta Inovasi ITB (RII), Alam Indrawan.

RII sendiri merupakan anak perusahaan ITB yang diberi mandat untuk mengkomersialisasi berbagai produk Inovasi dan kekayaan intelektual bangsa, khususnya yang berasal dari ITB. RII berfungsi sebagai jembatan antar para peneliti, produsen dan market, sehingga sebuah produk hasil riset dapat dinikmati dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Perjalanan Vent-I

Perjalanan Vent-I dimulai pada saat permulaan timbulnya wabah COVID-19, di kuartal pertama tahun 2020. Pada saat banyak pihak membatasi aktivitasnya secara signifikan, para peneliti ITB ditantang untuk berkontribusi pada masalah yang dihadapi bangsa ini.

 

 

Tantangan ini langsung di respons secara positif oleh Dr. Syarif Hidayat dkk.

“Saya memilih mati berdiri dari pada, dibandingkan mati memeluk lutut.” kata Syarif Hidayat, dosen ITB yang juga ketua tim peneliti Vent-I.

Dengan diwadahi YPM Salman ITB melalui anggota Forum Zakat yakni Rumah Amal Salman (RAS), tim mulai mengumpulkan dana melalui donasi masyarakat untuk pembuatan ventilator CPAP. Para peneliti ITB juga berkolaborasi dengan para peneliti UNPAD dalam menentukan produk yang akan dikembangkan beserta spesifikasi yang diminta. Setelah diputuskan produknya, team mulai mengembangkan purwarupanya. Pengembangannya sendiri melibatkan dosen dan mahasiswa berbagai jurusan dan kampus lain.

Sejalan dengan dana yang cepat terkumpul, purwarupa produk juga lolos uji BPFK dan uji Klinis. Produksi untuk donasi pun segera dikerjakan dan dikirim ke berbagai Rumah Sakit yang dipilih.

Berbarengan dengan itu, ITB juga telah melakukan perubahan kebijakan. “ITB telah melakukan repositioning program Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, serta Inovasi sejak awal pandemi. Semuanya dikelola di bawah LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat) dan LPIK (Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan). Termasuk membantu program Vent-I yang diinisiasi oleh Dr. Syarif Hidayat.“ ujar Kepala Badan Pengelolaan Usaha dan Dana Lestari (BPUDL) ITB, Deddy Priatmodjo K., Ph.D.

Selanjutnya, ITB menunjuk PT RII untuk mendampingi peneliti dalam komersialisasi produk. Anak perusahaan ITB ini mulai bekerja sama dengan berbagai mitra produksi, investor dan distributor. Salah satunya membentuk konsorsium dengan PT Layani Indonesia dan PT Mahkota Power Internasional. Konsorsium inilah yang menunjuk PT PHCI sebagai mitra produksi utama. Selain itu pula telah ditunjuk PT Gobel Dharma Nusantara (GDN) sebagai distributor dan PT Layani Nahdlatul Utama sebagai salah satu agen.

Dukungan Pemerintah

Dukungan pemerintah juga luar biasa dalam mengantarkan produk ini ke market. Kontribusi inilah yang memang diharapkan agar terus mendorong lingkungan yang inovatif. “Peran pemerintah sebagai enabling authority, diharapkan bisa terus didorong dan dilanjutkan agar ekosistem inovasi dan hilirisasi industri bisa tercipta dan terbina dengan positif dan kondusif.” menurut anggota Majelis Wali Amanah (MWA) ITB, Bapak Mipi Kusuma Ananta.

Melalui Kementerian Ristek dan BRIN, pemerintah telah memberikan bantuan dana penelitian, dukungan dan bimbingan. Lebih penting lagi, Kemenristek BRIN telah membuka wadah untuk pendaftaran produk di e-katalog melalui jalur inovasi dalam negeri. Saat ini penjualan RII masih didominasi dengan besarnya transaksi melalui e-katalog yang salah satunya juga melalui program Difusi yang diselenggarakan oleh Kemenristek.

Kementrian Kesehatan juga berulang kali memberikan keringanan dan bimbingan, dalam proses pendaftaran izin dan prosedur. Keringanan ini diberikan tanpa mengurangi kualitas dan kontrol atas produk tersebut. BPFK juga berulang kali hadir dalam memberikan bimbingan pengujian. Di samping itu Pihak Kemenkes juga telah melakukan pembelian ratusan produk Vent-I untuk dikirim ke berbagai RS di bawah Kementerian. (*)